Wawancara Eksklusif

Rektor Itera Sebut Panen Padi Bisa 3 Kali Setahun

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TARGET REALISTIS - Rektor Itera Prof Dr I Nyoman Pugeg Aryantha bicara soal cara mencapai target produksi padi 3,5 juta ton, Kamis (19/6/2025) lalu.

Kedua, dari segi peningkatan produksi, selama ini kita mengandalkan pupuk kimiawi. Padahal pendekatan ini dari tahun ke tahun justru merusak dan mendegradasi kesuburan tanah.

Kita harus paham bahwa tanah itu sangat kompleks—ada daya dukung kehidupan, interaksi antara tanaman dan tanah.

Selain itu, teknologi pengairan belum memadai. Padahal banyak cara untuk memanfaatkan air tadah hujan, misalnya dengan menyiapkan tampungan dan wadah lain.

Dengan sistem presisi dalam pengairan, kita bisa menyiram sesuai kebutuhan.

Faktor lain adalah pengendalian gulma. Pengolahan tanah juga belum maksimal. Bila proses pembusukan jerami bisa dipercepat, maka masa tanam juga bisa lebih cepat.

Jika ini dijadikan konsep, saya yakin produksi padi bisa lebih dari dua kali setahun.

Apakah cara ini sudah pernah dicoba dilakukan oleh Itera?

Kebetulan saya terlibat langsung dalam kegiatan pertanian padi dari sisi pengolahan tanahnya. Dari supporting agent mikrobial untuk pertumbuhan tanaman, ini sudah kami lakukan di Itera.

Kami punya teknologi untuk mempercepat pembusukan jerami. Jadi sangat mungkin tanam bisa dilakukan tiga kali setahun. Artinya, tidak perlu menunggu pengolahan tanah terlalu lama atau diistirahatkan dulu. Selesai tanam, langsung dilakukan pengolahan tanah, pembusukan jerami, lalu tanam lagi.

Terkait kerja sama Pemprov Lampung dan China soal pemanfaatan satelit, bagaimana manfaatnya untuk petani?

Itu suatu sistem pemantauan yang lebih akurat. Petani bisa memantau perkiraan cuaca melalui satelit, jadi mereka bisa mempersiapkan lahan, perencanaan tanam, rotasi, dan sebagainya. Prediksi-prediksi itu bisa dilakukan lebih baik dengan adanya pemantauan satelit.

Bagaimana soal teknologi di tingkat petani?

Satelit berfungsi untuk mitigasi dan antisipasi agar tidak terjadi gagal panen. Misalnya saat hasil tanam terendam air, kerugian bisa besar. Tapi kalau targetnya produksi, ya tetap harus didukung oleh teknologi.

Di Lampung, itu belum diterapkan secara maksimal. Jika kita bisa mulai sekarang intervensi pada sumber air agar tersedia sepanjang tahun, produksi padi bisa bertambah dan siklus tanam meningkat.

Kalau kita bicara produksi padi 3,5 juta ton, setelah itu apa yang terjadi?

Halaman
123

Berita Terkini