Berita Terkini Nasional

Toni Terombang-ambing 5 Jam di Tengah Laut Berpegangan pada Jenazah Ayahnya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KORBAN KMP TUNU - Eka Toniansah (25), penumpang KMP Tunu Pratama Jaya yang selamat, asal Kelurahan Klatak, Banyuwangi, saat menunjukkan foto mendiang ayahnya Eko Sastrio (51). Toni terombang-ambing lima jam di laut berpegangan pad jenazah ayahnya.

"Kapal pertama diam, terombang-ambing. Kemudian orang-orang panik."

"Akhirnya sempat miring. Tak lama miring, selang tiga menit langsung tenggelam. Mesin mati," kisah Toni.

Toni sendiri sempat berpegangan pada besi pinggiran kapal sebelum ia dan ayahnya ikut tenggelam bersama KMP Tunu.

Keduanya, yang sama-sama tak bisa berenang, masih berpegangan satu sama lain ketika muncul ke permukaan laut.

Namun, kondisi Eko yang semakin lemas, membuatnya tidak bisa bertahan hidup.

Toni pun berpegangan kepada jenazah sang ayah sambil berharap ada kapal melintas dan menyelamatkan mereka.

Baru lima jam setelah kejadian, ada kapal nelayan melintas dan Toni berteriak minta tolong.

"Kondisi bapak lemas, sempat masih hidup," ungkapnya.

"Teriak-teriak minta tolong (ke perahu nelayan)" imbuh dia.

TNI AL Terjunkan Pasukan Katak

Memasuki hari ketiga pencarian KMP Tunu Pratama Jaya, TNI AL menerjunkan Pasukan Katak untuk mencari keberadaan bangkai kapal di Selat Bali.

Panglima Komando Armada II, Laksamana Muda TNI I Gung Putu Alit Jaya, mengungkapkan ada tujuh personel Pasukan Katak yang diterjunkan.

Selain itu, ada delapan penyelam yang juga dikerahkan untuk mencari bangkai KMP Tunu.

"Serta tim penyelam dari Paska (pasukan katak) sebanyak 7 personel," ujarnya saat dikonfirmasi di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi Jawa Timur, Sabtu.

Lebih lanjut, Alit menjelaskan, pasukan penyelam itu dilengkapi sensor sonar yang bisa mendeteksi logam-logam di bawah laut.

Halaman
1234

Berita Terkini