Berita Lampung

Kades Way Hui Pilih Pembentukan Bandar Negara Ketimbang Gabung Bandar Lampung

Editor: soni yuntavia
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SETUJU PEMEKARAN - Muhammad Yani, Kepala Desa Way Huwi, dalam kegiatan bersama sejumlah kades di Lampung Selatan beberapa waktu lalu. Dia mengaku lebih setuju adanya percepatan pembentukan Kabupaten Bandar Negara ketimbang desanya bergabung ke wilayah Kota Bandar Lampung.

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG SELATAN - Usulan bergabungnya empat desa di Lampung Selatan ke wilayah Bandar Lampung mendapat respons beragam. 

 Muhammad Yani, Kepala Desa Way Hui, Lampung Selatan, mengaku lebih setuju percepatan pembentukan Kabupaten Bandar Negara ketimbang desanya bergabung ke wilayah Kota Bandar Lampung.

Hal itu diungkapkan Yani untuk merespons pernyataan Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana terkait wacana empat desa di Lampung Selatan akan bergabung ke Kota Bandar Lampung.

Keempat desa yang berbatasan langsung dengan wilayah Bandar Lampung tersebut yakni Desa Jatimulyo dan Way Huwi di Kecamatan Jati Agung serta Desa Sabah Balau dan Kota Baru di Kecamatan Tanjung Bintang.

"Yang jelas kami tidak mengetahui informasi itu. kita baru tahu dari berita," ujar Yani, Kamis (7/8).

Menurutnya, jika ada rencana seperti ini akan ada pembahasan terlebih dahulu dengan melibatkan banyak pihak. "Biasanya kan ada pembahasan dulu, baik dari Pemda, Pemkot, maupun DPRD. Kalau ini belum ada," imbuhnya.

Yani juga mempertanyakan pernyataan Wali Kota Bandar Lampung terkait kemungkinan empat desa digabung menjadi satu kelurahan.

"Desa Way Hui saja ada 24 ribu jiwa atau sekitar hampir 7.000 KK. Kalau empat desa digabung, jumlahnya bisa setara dengan satu kecamatan," beber dia

Ia pun menyinggung nasib perangkat desa yang sudah ada jika desa-desa tersebut menjadi kelurahan yang secara aturan harus dipimpin oleh PNS.

"Kalau jadi kelurahan kan otomatis dipimpin PNS. Sedangkan kami yang perangkat desa saat ini sudah ada mau jadi apa," cetusnya.

Meski demikian, ia memiliki pandangan berbeda terkait wacana ini.

Yani lebih setuju adanya percepatan pemekaran Lampung Selatan menjadi Kabupaten Bandar Negara.

Menurutnya, pemekaran tersebut akan lebih menguntungkan bagi masyarakat setempat.

"Kalau dari sisi manfaat, kami lebih setuju pemekaran Kabupaten Bandar Negara.

Karena sudah jelas bisa menciptakan pusat pemerintahan dan wilayah perkantoran baru, yang itu sudah pasti bisa berdampak langsung menggerakkan perekonomian dan memajukan masyarakat," pungkasnya.

 

Kaget

Sementara itu, Kepala Desa Jatimulyo Sumardi kaget saat mengetahui desanya akan digabung ke wilayah Kota Bandar Lampung.

Ia mengaku belum menerima informasi apa pun terkait hal itu. 

"Saya belum ada koordinasi, kami juga kaget mendengar berita itu," ujar Sumardi, Kamis (7/8).

Menurut Sumardi, kabar ini telah menyebar dan membuat sejumlah kades bertanya-tanya. Namun, ia mengaku tak bisa memberikan penjelasan apa pun.

"Kades lain banyak yang nanya ke saya, tapi belum ada yang bisa saya jelaskan karena saya aja belum tahu," katanya.

Sumardi menjelaskan, Desa Jatimulyo memiliki sekitar 7.000 kepala keluarga.

 Jika rencana ini benar-benar terjadi, lanjutnya, maka akan ada perubahan data kependudukan seluruh warganya.

Ia juga menyoroti kejanggalan dalam kabar tersebut, di mana salah satu desa yang disebutkan, yaitu Kota Baru, bukanlah sebuah desa.

"Di berita disebutkan ada 4 desa, Jatimulyo, Way Huwi, Sabah Balau dan Kota Baru. 

Tapi masalahnya, setahu saya Kota Baru itu bukan desa, enggak ada nama Desa Kota Baru di Lampung Selatan," ungkapnya.

Lebih lanjut, Sumardi berencana untuk segera berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten setempat terkait hal ini.

"Besok kami akan koordinasi di kabupaten bersama kades-kades lain juga, mungkin ini juga akan kami sampaikan biar kades-kades lain tidak salah persepsi," kata dia.

"Intinya kami akan ikut arahan dari pemerintah kabupaten, setelah itu baru kita bisa lihat arahnya mau seperti apa, baru kita bisa sosialisasi ke warga," pungkasnya.

Sambut Baik

Warga Desa Sabah Balau, Kecamatan Tanjung Bintang, Lampung Selatan menyambut baik wacana desanya akan ditarik ke Bandar Lampung.

Seperti yang diungkapkan salah satu warga yang juga merupakan tokoh pemuda Dusun 1 Desa Sabah Balau Kecamatan Tanjung Bintang Arif Gunawan.

Ia mengatakan sangat setuju dengan wacana tersebut. "Kalau tanggapan saya sebagai warga masyarakat

Sabah Balau pastinya sangat senang sekali dengan adanya wacana tersebut. Memang sudah menjadi harapan saya, keluarga saya, mungkin harapan dari warga juga. Kami sangat merespon baik wacana tersebut," ujarnya, Kamis (7/8).

Ia menyebut dengan adanya wacana tersebut, ia dan warga Sabah Balau tidak lagi kesusahan mengurus dokumen-dokumen ke Kalianda.

"Kita sebagai warga Sabah Balau khususnya yang menjadi wilayah perbatasan ini sih kendala mengurus administasi.

Kalau ngurus administrasi rada susah karena ngurusnya harus di Kalianda. Misalnya kayak kemarin saya ngurusin nikahin adik saya.

Ngurus surat-suratnya harus ke kalianda. Minimal ngurus ke kecamatan yang ada di Tanjung Bintang," ujarnya.

"Kalau ngurus-ngurus apa-apa misal kayak BPJS dan semacamnya ngurus berkasnya harus ke Kalianda. Minimal kita harus sediain waktu satu hari.

Itu juga kalau langsung beres kalau nggak langsung beres ya bisa berhari-hari kita bolak balik ke sana," terusnya.

"Makanya dengan adanya wacana Desa Sabah Balau bisa bergabung dengan Bandar Lampung minimal ngurus-ngurus administrasi jadi lebih mudah," sambungnya.

Selain itu, ia juga berharap dengan bergabungnya desanya ke Bandar Lampung pembanguan di desanya jadi lebih baik.

"Kendala selama ini pembangunan yang kurang tersentuh pemerintah. Tapi bukan berarti dari pemerintah daerah tidak membantu.

Tapi memang wilayah perbatasan ini memang jarang ditengok makanya begitu denger isu ini kami berharap bisa menjadi kenyataan," ucapnya.

"Semoga dapat mempermudah segala akses kita. Semoga pembangunan jadi lebih baik. Harapan kita bisa bergabung dengan kota Bandar Lampung," sambungnya.

Ia menyebut jumlah warga di Sabah Balau kurang lebih 7-8 ribu orang. "Sabah balau ada 3 dusun. Dusun 1 ada 3 lingkungan. Dusun 1A,1B, dan 1C. Lalu, Dusun 2 hanya 2A dan 2B. Juga dusun 3A dan 3B," ucapnya.

"Kalau dulu data DPT 2019 warga di sabah balau ini ada 5 ribu warga. mungkin kalau sekarang bisa 7-8 ribu warga bahkan bisa mencapai 10 ribu warga," lanjutnya.

Senada, Ketua RT 02 Dusun 1 Desa Sabah Balau Kecamatan Tanjung Bintang Feri juga menyambut baik wacana tersebut.

"Tanggapan kita sebagai warga sangat antusias. karena selama ini kalau mau ngurus adminstrasi jauh ke Kalianda. Kalau bisa bergabung dengan Bandar Lampung kan kita ngurus surat-surat menjadi lebih mudah," ujarnya.

"Kalau ngurus apa-apa selama ini terkenda waktu kalau mau ngurus-ngurus dokumen kan harus ke Kalianda. Minimal udah seharian. Itu pun kalau langsung selesai kalau nggak kita bisa bolak-balik terus," sambungnya.

Camat Tanjung Bintang Heri Purnomo menyetujui wacana Desa Sabah Balau bergabung ke Bandar Lampung.

"Intinya apa yang menjadi kebijakan, kalau itu arahan pimpinan, saya dukung aja," ujarnya, Kamis (8/7). "Begitu juga kalau memang itu sudah menjadi keinginan warga, monggo aja," sambungnya. (hur)

( Tribunlampung.co.id ) 

Berita Terkini