Ia menjelaskan, mahasiswa akan mengikuti tes berbasis kecerdasan buatan (AI Test) dan jika lulus, akan mendapatkan dua sertifikat terkait gig economy. Setelah itu, mereka akan disalurkan ke dunia kerja dengan biaya keanggotaan sebesar 1 dolar per-bulan.
Afandi menambahkan, pihaknya menjajaki kerja sama dengan BAZNAS dan Kementerian Agama untuk membantu pembiayaan mahasiswa kurang mampu.
Dosen juga akan mendapatkan alokasi dari tes yang dilakukan. Semua proses akan terintegrasi dalam satu platform.
Kerja sama ini diinisiasi oleh UPT Pusat Pengembangan Kewirausahaan dan Karier UIN Raden Intan Lampung yang dipimpin Dr. Tin Amalia.
Sejumlah mahasiswa turut hadir untuk mendengarkan pemaparan peluang dari kerjasama ini, yang menekankan pentingnya keterampilan sebagai bekal di dunia kerja.
(TRIBUNLAMPUNG.CO.ID/rls)