Berita Terkini Nasional

Pengakuan Mengejutkan SA saat Telepon Keluarga Sambil Menangis Bilang Telah Bunuh Anak

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI GARIS POLISI - Foto garis polisi terpasang di TKP. Seorang ayah di Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh tega menghabisi nyawa anaknya sendiri di rumah.

Saat di rumah sakit, kata Fauzan lagi, kepada dokter di RSJ itu SA menceritakan semua peristiwa yang dialaminya, sedangkan dokter hanya memberikan resep obat, namun demikian tidak mengurangi rasa traumanya.

"Pasca pulang dari Medan, ia setiap kali minum obat, efeknya selalu ingin mencoba bunuh diri dengan melompat ke kolam di samping rumah ibunya. Syukur upaya masih bisa diselamatkan keluarga," ceritanya. 

Lalu, kondisi tersebut terus berlarut-larut dan bahkan di setiap kali sakitnya kambuh, SA selalu melakukan kekerasan kepada istrinya. 

Merasa tidak tahan dengan perlakukan suaminya, akhirnya sang istri memutuskan untuk bercerai. 

"Sebab perceraian dengan istrinya SA jadi semakin parah hingga menambah sakit jiwanya," beber Fauzan.

Sosok Korban

Sementara di Kampung Bintang Berangun, korban TI dikenal warga setempat sebagai pribadi yang tertutup.

Karena jarang bersosialisasi bersama masyarakat, khususnya para pemuda di kalangannya. 

"Dia ini baru dua tahun tinggal di sini, duluan ayahnya, terus selama di Kampung jarang sosialisasi, berbeda dengan ayahnya yang sangat aktif di kegiatan masyarakat," ujar Haliyansyah, salah satu warga setempat saat ditemui di lokasi pada Sabtu (16/8/2025).

Selama tinggal bersama sang ayah, warga juga kerap mendengar keributan antara keduanya, namun kebanyakan sang ayah yang lebih mengalah. 

"Sering kami dengar keributan, cuma cekcok mulut biasa, ayahnya yang selalu mengalah dan pergi saat keributan terjadi," ujarnya.

Setelah ayahnya bercerai, TI kadang tinggal bersama sang ayah, kadang dengan ibunya yang tinggal di Simpang Utama, Pondok Baru, Bener Meriah. 

"Jadi ini anak korban keluarga tidak utuh (broken home), ditambah lagi ekonomi keluarganya tidak baik, sehingga tidak ada keluarganya yang dengan intensif mengurusnya," katanya. 

Selanjutnya pada tahun 2021 akhirnya SA bersama TI pindah ke Kampung Bintang Berangun, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Bener Meriah, atau orang menyebutnya daerah Uwer Lah untuk membuka lahan kebun kopi. 

Di sana saat kopi belum panen, ayah dan anak ini mencari pekerjaan serabutan demi bisa menghidupkan mereka. 

Halaman
1234

Berita Terkini