TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Kayuagung - Kesal karena hendak dipindah tempat kerja, seorang pegawai bernama Teddy Saputra (32), nekat tembak atasannya sebanyak 4 kali hingga tewas.
Teddy melakukan penembakan terhadap atasannya yang diketahui bernama Herry Suherman (36) itu, menggunakan senjata api rakitan, di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
Seusai melakukan penembakan yang menewaskan Herry, Teddy kabur dan menjadi buronan polisi selama satu bulan.
Kabupaten OKI adalah kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia, dengan ibu kota di Kayuagung.
Wilayah ini memiliki sejarah panjang, berasal dari nama dua suku besar dan aliran sungai Ogan dan Komering, serta pernah menjadi bagian penting dari Kesultanan Palembang Darussalam dan jalur perdagangan di masa kolonial Belanda.
OKI terkenal sebagai satu di antara daerah penghasil beras terbesar di Sumatera Selatan dan Indonesia.
Satu bulan buron, Teddy akhirnya berhasil diringkus. Tim gabungan dari Sat Reskrim, Sat Intelkam Polres OKI dan Polsek Sungai Menang meringkus Teddy Saputra (32) di satu rumah keluarganya pada Selasa (19/8/2025) dinihari.
Di mana korban Herry Suherman (36) merupakan asisten divisi IV kebun Nawa Surya, PT Sampoerna Agro ditemukan tewas mengenaskan ditembak pelaku pada Jumat (25/7/2025) silam.
Dilansir TribunSumsel.com, menurut keterangan polisi, pelaku menembak korban sebanyak empat kali memakai senjata api rakitan di perkebunan sawit Desa Gajah Mati, Kecamatan Sungai Menang, OKI.
Pelaku yang mengejar korban berhasil melumpuhkannya dengan tembakan mengenai punggung kiri atas dan bagian belakang kepala.
"Korban yang sempat berusaha melarikan diri, akhirnya terjatuh dan meninggal di tempat kejadian," ujar Kapolres OKI, AKBP Eko Rubiyanto.
Menurutnya, penangkapan pelaku dilakukan setelah tim gabungan melakukan penyelidikan intensif.
Proses pencarian juga melibatkan tokoh masyarakat setempat yakni Made Wijaya Pangabean dan Ketut Ridwan guna mempersempit ruang gerak pelaku.
"Keberhasilan ini merupakan buah kerja sama yang solid antara aparat kepolisian dan masyarakat."
"Kami berterima kasih kepada masyarakat yang telah membantu memberikan informasi penting, sehingga tersangka berhasil kami amankan," tegasnya.
Selain itu, AKBP Eko menambahkan proses hukum terhadap tersangka akan dilanjutkan sesuai aturan yang berlaku."
"Saat ini, pelaku beserta barang bukti berupa senjata api rakitan telah diamankan untuk kepentingan penyidikan lebih lanjut.
"Pelaku sudah kami tahan di ruang tahanan Mapolres OKI untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya," paparnya.
Di tempat yang sama, tersangka Teddy mengaku, kejadian pembunuhan itu spontan dilakukan akibat tidak terima dengan ucapan korban yang akan memindahkan tempat kerja.
"Awalnya saya bekerja di bagian perawatan kebun, lalu dipindahkan sebagai penjaga pondok dan terakhir saat sedang ikut apel pagi korban ngomong mau pindahkan untuk mengangkut (melansir) air."
"Karena tidak punya motor, saya menolak."
"Tapi tetap dipaksa untuk punya motor dan kalau tidak lebih baik berhenti saja kata korban."
"Karena tidak terima saya langsung menyusul korban yang akan pergi naik motor, saya menembaknya."
"Setelah jatuh tersungkur di tanah, saya langsung bergegas lari untuk meninggalkan lokasi," ungkapnya.
Saat disinggung sebelum kejadian, apakah terjadi perselisihan, Teddy mengatakan, hubungannya dengan korban selama ini baik-baik saja.
"Nggak pernah (cek-cok) selama ini baik-baik saja layaknya hubungan anak buah dengan atasan."
"Namun, tiba-tiba di hari kejadian itu saya sangat kesal dengan dia dan langsung menembaknya," imbuhnya.
Seusai membunuh korbannya, Teddy memutuskan kabur melarikan diri dan selang sebulan kemudian akhirnya menyerah.
"Saya mendapatkan senjata api dari paman, setelah membunuh saya langsung kabur ke hutan dan terus berpindah-pindah tempat."
"Sampai saya menyerahkan diri ke Polres," paparnya.
Dengan adanya kejadian tersebut, Teddy mengaku menyesal dan berjanji tidak akan melakukan perbuatan yang sama di kemudikan hari.
"Sangat menyesal dan siap untuk bertanggungjawab," pungkasnya.
Baca juga berita terkini lain