Tribunlampung.co.id, Pesawaran – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pesawaran sudah menonaktifkan oknum guru yang diduga melakukan intimidasi saat upacara di SDN 9 Kedondong.
Sekretaris Disdikbud Pesawaran Pradana Utama menjelaskan, wanita berinisial H itu bukan tenaga pengajar di sekolah tersebut, melainkan di SDN 5 Kedondong.
Pradana menuturkan, H datang ke SDN 9 Kedondong untuk mencari seorang guru honorer bernama Amin.
Namun, kedatangannya justru menimbulkan keributan hingga membuat jalannya upacara terganggu dan akhirnya viral di media sosial.
“Peristiwa itu memang benar terjadi. Guru bersangkutan datang ke SD 9, padahal dia guru SD 5 Kedondong, untuk mencari salah satu guru honorer. Situasi itu membuat ketidaknyamanan dalam proses upacara,” ujar Pradana kepada Tribun Lampung, Senin (25/8/2025).
Menurut Pradana, guru tersebut sebenarnya pernah dilaporkan pada Februari lalu oleh dewan guru, kepala sekolah, dan korwilcam terkait perilakunya.
Namun, karena ia dinilai sudah menyadari kesalahannya dan berjanji untuk berubah, pihak sekolah memperbolehkannya kembali mengajar.
Sayangnya, H ternyata belum sepenuhnya berubah.
Dalam insiden yang menjadi viral itu, H kembali kehilangan kendali.
“Ada indikasi gangguan psikis yang membuat dirinya lepas kontrol hingga emosinya berlebihan. Itu yang menyebabkan peristiwa di SD 9 terjadi,” jelasnya.
Disdikbud, kata Pradana, langsung melaporkan kasus ini ke Inspektorat Pesawaran.
Sementara pihak sekolah juga melaporkan kejadian tersebut ke polsek setempat.
“Berdasarkan kajian tim, sejak 1 Agustus guru itu sudah kami nonaktifkan dari tugas mengajar,” tegasnya.
(Tribunlampung.co.id/Oky Indrajaya)