Bahkan, kata Sapto, hal kreatif ini baru pertama terjadi di sekolahnya hingga viral.

Menanggapi buah pisang MBG, Sapto mengatakan bahwa siswa-siswi di sekolahnya sudah terbiasa makan pisang dalam kehidupan sehari-hari.

Menurutnya, komoditas pisang di wilayah Kecamatan Seputih Agung sudah menjadi hal lumrah bahkan kebanyakan warga punya tanaman pisang di halaman rumahnya.

Kendati demikian, kata dia, antusiasme para siswa menyambut MBG sangat baik dan dampaknya dapat mendukung pemenuhan gizi siswa.

“Kebetulan kami ini tinggal di kampung Mas, jadi anak-anak ini terbiasa mengkonsumsi pisang hampir setiap hari di rumahnya.

Mungkin anak-anak merasa kurang pas, sehingga muncullah ide kreatif dari salah satu siswi kami untuk dijadikan salah satu kuliner kreatif yang lebih disukai,” ungkapnya.

“Mungkin ide ini akan kami kembangkan untuk siswa lain dan kelas lain. Bukan hanya sebagai olahan kue bolu saja, mungkin akan dikembangkan dengan referensi lainnya,” tutupnya.

 ( Tribunlampung.co.id / Fajar Ihwani Sidiq )