Berita Lampung

1 Pohon Produksi 1 Kg Kopi, Pemprov Lampung Pakai Teknik Sistem Tanam Pagar

Pemerintah Provinsi Lampung terus berupaya mendongkrak produksi kopi robusta yang menjadi komoditas ekspor unggulan

Penulis: Hurri Agusto | Editor: soni yuntavia
Tribun Lampung / Hurri Agusto 
TANAM PAGAR - Kepala Dinas Perkebunan Lampung, Yuliastuti, Senin (8/9/2025). Dinas Perkebunan akan menggenjot budi daya kopi dengan teknik baru, yaitu sistem tanam pagar. 

 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung - Pemerintah Provinsi Lampung terus berupaya mendongkrak produksi kopi robusta yang menjadi komoditas ekspor unggulan tanah Sai Bumi Ruwa Jurai.

Terbaru, Pemprov Lampung melalui Dinas Perkebunan setempat menggenjot budi daya kopi dengan teknik baru, yaitu sistem tanam pagar.

Skema inovasi budi daya kopi modern ini disebut berpotensi melipatgandakan hasil panen hingga 4 ton per hektare.

Kepala Dinas Perkebunan Lampung, Yuliastuti, menjelaskan jika inovasi ini memungkinkan populasi pohon kopi per hektare meningkat drastis, dari 2.000 menjadi 4.000 batang.

"Sistem pagar membuat jarak tanam lebih rapat.

Dengan asumsi satu pohon menghasilkan satu kilogram kopi, produksi per hektare bisa mencapai 4 ton," jelas Yuliastuti, Senin (8/9/2025).

Dia menjelaskan, saat ini, produksi rata-rata kopi Lampung masih di bawah 2 ton per hektare.

"Dengan teknik intensif ini, beberapa petani binaan sudah berhasil menembus angka 3,5 ton per hektare," Imbuhnya.

Yuliastuti mengatakan, jika Pemprov Lampung sejauh ini telah menyiapkan demplot atau lahan percontohan di Lampung Barat dan Tanggamus sebagai model bagi para petani.

Selain sistem pagar, Pemprov juga fokus pada peremajaan tanaman tua agar kembali produktif.

"Untuk peremajaan dilakukan melalui metode sambung samping dan memberikan perlakuan khusus untuk tanaman yang belum menghasilkan agar lebih cepat berproduksi," kata dia.

Pada sisi lain Pemprov Lampung berupaya meningkatkan kualitas dan nilai ekspor kopi lewat inovasi budidaya dan program hilirisasi.

Upaya ini dilakukan untuk menunjukkan eksistensi dan kualitas kopi Lampung di pasar global.

Selain itu, hal ini juga ditujukan untuk meningkatkan ekonomi petani kopi serta mengokohkan posisi Lampung sebagai penghasil kopi unggulan.

Yuliastuti menjelaskan, berbagai strategi dijalankan, mulai dari penerapan sistem tanam pagar yang bisa melipatgandakan produksi, hingga petik merah untuk menjaga kualitas biji kopi.

"Pemerintah tidak hanya berhenti di budi daya.

Kami juga dorong hilirisasi, mulai dari pelatihan roasting, packaging, sampai akses pasar," kata Yuliastuti.

Kerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan pun digandeng untuk membuka peluang baru.

Data BPS 2025 menunjukkan nilai ekspor kopi Lampung mencapai lebih dari USD 400 juta.

Negara-negara tujuan utama ekspor kopi Lampung adalah Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa.

"Dengan inovasi budidaya, peremajaan tanaman, dan penguatan hilirisasi, kami menargetkan peningkatan signifikan baik dari sisi volume maupun nilai ekspor kopi Lampung,"

Hal ini juga sejalan dengan program Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang inklusif, mandiri, dan inovatif," tutur Yuliastuti.(hur)

Target Ekspor Naik 7 Persen

KEMENTERIAN Perdagangan (Kemendag) targetkan ekspor kopi naik 7 persen pada tahun 2025.

Hal tersebut dikemukakan Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Republik Indonesia, Dyah Roro Esti Widya Putri, saat mengunjungi El's Coffee Roastery di Bandar Lampung, Sabtu (6/9/2025).

"Kalau kita melihat dari segi datanya, untuk kopi sendiri pertumbuhannya melejit hingga 69 persen dari segi ekspor," kata Dyah.

Ia mengatakan, Kemendag melihat salah satu keunggulan di Provinsi Lampung yakni pada sektor kopinya.

Dan komoditas ini menarik untuk ekspor. Apalagi menurut kader Partai Golkar ini, El's Coffee sendiri sudah rutin ekspor kopi bubuk ke Hongkong, Malaysia, serta beberapa negara di kawasan Asia.

Saat ditanya upaya untuk mendongkrak komoditas kopi di Lampung, Dyah mengatakan, untuk kopi tentu pihaknya akan memaksimalkan pasar luar negeri. "Permintaannya cukup banyak," tambahnya.

Sementara anggota Komisi VII DPR RI, Rycko Menoza sangat mendukung ekspor kopi Lampung. "Saya kira tadi sudah disampaikan Wamendag bahwa Lampung adalah salah satu keuggulannya adalah komoditas kopi," kata

Rycko saat diwawancarai awak media di El's Coffee Roastry Bandar Lampung.

Mantan Bupati Lampung Selatan ini mengatakan, pihaknya mengharapkan agar semua pihak berkomunikasi secara intens untuk menyuarakan agar komoditi kopi bisa ekspor ke banyak negara di dunia.

Karena hal itu akan menambah devisa Lampung.

Karena tujuannya bagaimana mendongkrak Lampung menjadi provinsi yang tidak hanya dikenal skala Sumatera untuk kopinya, tapi bisa di skala nasional hingga dunia. (byu)

( Tribunlampung.co.id )

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved