Berita Lampung

Harga dan Distribusi Pakan Tidak Stabil, Sebabkan Banyak Peternak di Lampung Merugi

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung mencatat harga dan distribusi pakan yang tidak stabil  membuat banyak peternak merugi.

Penulis: Hurri Agusto | Editor: Teguh Prasetyo
Dok Tribun Lampung
DISTRIBUSI PAKAN - Kadisnakeswan Lampung, Lili Marwati saat mengungkap harga dan distribusi pakan yang tidak stabil membuat banyak peternak merugi, Jumat (26/9/2025). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Lampung mencatat harga dan distribusi pakan yang tidak stabil  membuat banyak peternak merugi.

Kepala (Disnakeswan) Lampung, Lili Marwati, mengungkapkan, sektor peternakan unggas di Lampung didominasi oleh peternak skala rakyat yang jumlahnya mencapai sekitar 70.000 hingga 80.000 rumah tangga peternak yang tersebar di seluruh kabupaten/kota.

Sementara perusahaan skala besar atau integrator, tercatat ada 807 pelaku usaha peternak layer (ayam petelur), serta 1.271 pelaku usaha peternak boiler (ayam pedaging) yang beroperasi di sentra-sentra produksi Lampung.

Lili Marwati menjelaskan, Provinsi Lampung sendiri dikenal sebagai sentra produksi jagung nasional.

Dia pun menyebut ketersediaan jagung secara umum masih mencukupi hingga perkiraan panen raya pada Desember 2025.

Namun, dia menuturkan, pasokan untuk pakan unggas belakangan ini mengalami gejolak harga dan distribusi.

"Ketersediaan secara umum mencukupi. Tapi Kondisi beberapa waktu belakangan ini, harga jagung di tingkat peternak cenderung tinggi akibat faktor musim, distribusi, dan kompetisi dengan kebutuhan industri pakan," ujar Lili, Junat (26/9/2025).

Dia menuturkan, kondisi ini berdampak langsung pada biaya produksi peternakan unggas. 

Pasalnya, kata Lili, pakan menyumbang 70–80 persen komponen biaya usaha, sehingga kenaikan harga jagung otomatis memangkas margin keuntungan peternak unggas rakyat.

"Banyak peternak unggas rakyat mengalami penurunan margin keuntungan, bahkan sebagian mengalami kerugian ketika harga pakan tidak sebanding dengan harga jual ayam atau telur," kata dia.

Menyikapi kondisi ini, Disnakeswan Lampung menyiapkan sejumlah program dukungan untuk membantu peternak unggas rakyat.

Lili mengatakan, upaya ini difokuskan untuk menekan biaya pakan dan memperkuat posisi peternak.

"Program unggulan Disnakeswan meliputi, fasilitasi Jagung Subsidi bekerja sama dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Bulog untuk memfasilitasi penyaluran jagung subsidi kepada peternak," ujar Lili.

Kemudian, melakukan program pelatihan mengenai efisiensi pakan, termasuk mendorong penggunaan bahan baku alternatif lokal.

"Menguatkan kelembagaan peternak menjadi penting agar memiliki posisi tawar yang lebih baik dalam rantai distribusi pakan," kata dia.

Selain itu, Lili Menuturkan pihaknya juga  berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan stakeholder terkait untuk mengadvokasi harga, demi menjaga keseimbangan antara harga pakan dengan harga hasil ternak (ayam/telur).

Melalui berbagai upaya ini, Disnakeswan berharap peternak unggas rakyat di Lampung dapat bertahan dan kembali meraih keuntungan di tengah fluktuasi harga pakan.

Sebelumnya 52.400 ton jagung siap didistribusikan melalui Perum Bulog dengan dukungan anggaran Rp 78 miliar.

Komoditas ini akan disalurkan ke lebih dari 2.000 peternak di seluruh Indonesia. 

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyebut stok jagung Bulog saat ini mencapai 70.000 ton. Dari jumlah itu, 52.400 ton dilepas bertahap mulai September hingga awal Desember 2025. 

“Jagung ini ready stock dan siap didistribusikan 52.400 ton. Anggaran yang disiapkan Badan Pangan Nasional Rp 78 miliar. Jadi tidak usah khawatir, peternak mandiri dan peternak rakyat menjadi prioritas sampai dengan akhir tahun ini,” kata Arief dalam konferensi pers Launching Penyaluran Jagung SPHP 2025 di Jakarta, Rabu (24/9/2025). 

Ia menegaskan, distribusi jagung merupakan arahan langsung Presiden Prabowo Subianto. Tujuannya menjaga harga di tingkat petani sekaligus memastikan pasokan pakan bagi peternak. 

(Tribunlampung.co.id/Hurri Agusto)

 

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved