Berita Lampung

Kadisnaker Lampung Tekankan Pentingnya Soft Skill bagi Gen Z untuk Masuk Dunia Kerja

Disnaker aktif menjalin kerja sama dengan sekolah kejuruan, perguruan tinggi, hingga Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) swasta.

|
Penulis: Riyo Pratama | Editor: Daniel Tri Hardanto
Istimewa
PENTINGNYA SOFT SKILL - Kadisnaker Lampung Agus Nompitu menerangkan tantangan tenaga kerja generasi Z bukan hanya kemampuan teknis, melainkan juga aspek soft skill. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung – Tantangan utama yang dihadapi tenaga kerja muda, khususnya generasi Z, bukan lagi sebatas kemampuan teknis semata, melainkan aspek soft skill.

Hal itu sejalan dengan pandangan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) yang menilai banyak pencari kerja gagal dalam proses rekrutmen karena kurang mampu menunjukkan keterampilan komunikasi, percaya diri, kerja sama tim, hingga kemampuan memecahkan masalah.

“Temuan ini juga sesuai dengan masukan perusahaan-perusahaan di Lampung. Banyak lulusan yang sebenarnya punya kompetensi teknis, tapi gugur saat wawancara karena lemah dalam soft skill,” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung Agus Nompitu, Senin (29/9/2025).

Disnaker mencatat, meski data kuantitatif mengenai tingkat kegagalan wawancara belum tersedia secara rinci, indikator tingginya jumlah lulusan SMA/SMK bahkan perguruan tinggi yang tidak terserap pasar kerja menguatkan dugaan lemahnya soft skill menjadi salah satu penyebab utama.

Untuk menjawab tantangan itu, Disnaker Lampung telah melaksanakan sejumlah program, antara lain Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) di UPTD BLK dengan tambahan materi komunikasi, disiplin, kerja sama tim, dan etos kerja.

Selain itu, ada program bimbingan karir bagi siswa SMA/SMK melalui job matching dan coaching clinic, meski keterbatasan anggaran membuat partisipasi sekolah masih terbatas.

“Disnaker juga menggelar pelatihan wirausaha muda, tidak hanya fokus pada keterampilan teknis, tetapi juga membangun mental kewirausahaan, kepemimpinan, dan inovasi,” jelasnya.

Tak hanya itu, Disnaker aktif menjalin kerja sama dengan sekolah kejuruan, perguruan tinggi, hingga Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) swasta.

Program link and match dengan SMK, misalnya, turut menambahkan pelatihan komunikasi, kedisiplinan, hingga career coaching.

Kolaborasi dengan dunia usaha pun terus diperkuat.

Bersama Apindo dan Forum CSR, perusahaan di kawasan industri Lampung ikut menyusun kurikulum pelatihan sesuai kebutuhan pasar.

Keterampilan seperti negosiasi, kerja tim lintas generasi, serta adaptasi teknologi digital menjadi prioritas.

Di sisi lain, pemerintah daerah juga mendukung melalui inisiatif pelatihan berbasis digitalisasi dan kewirausahaan yang menyasar generasi muda.

“Semua langkah ini untuk memastikan Gen Z Lampung lebih siap menghadapi persaingan dunia kerja yang semakin kompetitif,” pungkasnya.

(Tribunlampung.co.id/Riyo Pratama)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved