Rp 200 Triliun Digelontorkan Pemerintah, Menkeu Purbaya: Dirut Bank Lagi Pada Pusing

Hal tersebut setelah pemerintah melalui Kementerian Keuangan, secara resmi telah menggelontorkan uang sebesar Rp200 triliun ke bank himbara.

Tribunnews.com/Taufik Ismail
KESEHARIAN MENKEU - Menteri keuangan Purbaya Yudhi Sadewa saat di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu(10/9/2025). Purbaya menyebut direktur utama dari masing-masing bank himbara tersebut justru pusing setelah menerima aliran dana kas negara sebesar Rp200 triliun. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Jakarta - Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, menyindir para direktur utama Himpunan Bank Milik Negara (himbara), sedang pusing saat ini.

Hal tersebut setelah pemerintah melalui Kementerian Keuangan, secara resmi telah menggelontorkan uang sebesar Rp200 triliun ke bank himbara.

Adapun pembagiannya, Bank BRI senilai Rp 55 triliun, Bank Mandiri Rp 55 triliun, Bank BNI senilai Rp 55 triliun, Bank BTN Rp 25 triliun dan BSI sebesar Rp 10 triliun.

Pemerintah telah mengirim dana kas negara senilai Rp 200 triliun untuk lima bank himbara itu, pada Jumat (12/9/2025).

Bank Himbara adalah sebutan untuk Himpunan Bank Milik Negara, yaitu kelompok bank yang saham mayoritasnya dimiliki oleh pemerintah Indonesia. Adapun ciri utama Himbara, yakni dikuasai negara, jadi tulang punggung pemerintah dalam program-program nasional, misalnya penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR), bantuan sosial, hingga pembiayaan proyek infrastruktur, dan mempunyai jaringan layanan yang sangat luas di seluruh Indonesia.

Dikutip Tribunlampung.co.id dari Tribunnews.com, Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa mengklaim direktur utama dari masing-masing bank himbara tersebut justru pusing setelah menerima aliran dana kas negara.

"Jadi Rp 200 triliun, hari Jumat sudah masuk ke perbankan, uangnya sudah nongkrong di sana. Sekarang saya duga para dirut bank pusing, mau disalurkan kemana?" ujar Purbaya di Istana Negara Jakarta, Senin (15/9/2025).

Meski begitu, Purbaya menegaskan bahwa aliran dana dari pemerintah itu akan berdampak pada bunga bank, sehingga tidak ada lagi perang bunga. Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Paling nggak kalau mereka belum bisa nyalurin, karena mereka punya uang lebih, dia nggak akan perang bunga lagi," kata Purbaya.

"Bunga akan cenderung turun itu akan berdampak ke ekonomi dengan itu sendiri ya," sambungnya.

Bahkan, Purbaya menyebut bahwa ada bank himbara yang sanggup menerima aliran dana sebesar Rp 7 triliun saja. Namun, Purbaya enggan menjelaskan bank mana yang dimaksud.

"Pada waktu saya menyalurkan Rp 200 triliun, bank nya bilang apa? 'saya hanya sanggup menyerap Rp 7 triliun'," tutur Purbaya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa meminta perbankan utamanya bank-bank himbara, untuk aktif menyalurkan kredit setelah menerima dana dari pemerintah sebesar Rp 200 triliun.

Menurut Purbaya, perbankan perlu menyalurkan dana secara optimal agar tidak hanya mengendap tanpa memberikan nilai tambah bagi perekonomian.

"Ketika bank-bank itu punya uang lebih, ada cost of capital nya kan? kalau ditaruh di brankas rugi dia. Misalnya nggak bisa dibeli lagi ya rugi dia (perbankan)," ujar Purbaya di Kompleks Parlemen DPR RI, Kamis (11/9/2025) lalu.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved