Karyawati PNM Ditemukan Tewas Mengenaskan, Isi Percakapan dengan Atasan Terkuak

Hijrah (19), karyawati PT PNM, ditemukan tewas mengenaskan di kebun di Pasangkayu seusai menagih utang nasabah. Polisi masih dalami pelaku.

Kolase Tribun Sulbar
DITEMUKAN TEWAS - Hijrah, seorang karyawati muda dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM) ditemukan tewas di kebun kelapa setelah sempat dilaporkan hilang, Jumat (19/9/2025). Ia sempat mengirim pesan ketakutan ke rekannya. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Pasangkayu - Seorang karyawati BUMN PT Permodalan Nasional Madani (PNM), bernama Hijrah (19), tewas seusai menagih utang nasabah di Desa Sarjo, Kecamatan Sarjo, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat (Sulbar). Hijrah ditemukan meninggal dunia pada Sabtu, 20 September 2025.

Sebelum ditemukan tewas, ternyata Hijrah sempat berkomunikasi dengan atasannya melalui pesan WhatsApp.

Dalam komunikasi tersebut, Hijrah sempat mengungkapkan ketakutannya terhadap nasabah yang ditagihnya.

Kabupaten Pasangkayu adalah satu di antara kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat, Indonesia. Pasangkayu dulunya bernama Kabupaten Mamuju Utara, yang kemudian berubah nama menjadi Pasangkayu pada 2018. Kabupaten ini berada di bagian paling utara Sulawesi Barat, berbatasan langsung dengan Sulawesi Tengah.

Adapun luas wilayahnya sekitar 3.043 km persegi, dengan jumlah penduduk kurang lebih 190 ribu jiwa, berdasarkan data BPS 2023. Perekonomian di Pasangkayu didominasi sektor perkebunan, seperti kelapa sawit, dan kakao, kemudian pertanian, dan perikanan.

Siapa Hijrah?

Dikutip Tribunlampung.co.id dari Tribun-Sulbar.com, Hijrah merupakan karyawati di perusahaan BUMN yakni PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Cabang Lalombi, Sulawesi Tengah.

Hijrah diketahui sudah hampir satu tahun bekerja di PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Cabang Lalombi, Sulawesi Tengah.

Hijrah merupakan warga Desa Maponu, Kecamatan Sarjo, Kabupaten Pasangkayu, Provinsi Sulawesi Barat.

Karyawati PT PNM itu sempat hilang kontak, setelah menagih di satu rumah di Desa Sarjo, Kecamatan Sarjo, Kabupaten Pasangkayu.  

Sempat berkomunikasi dengan rekannya bernama Wizrah, pada Kamis (18/9/2025) malam, Hijrah ditemukan tewas di tengah kebun, dua hari setelahnya.

Saat ditemukan, kondisi jasad Hijrah cukup mengenaskan, dengan hanya mengenakan pakaian dalam. 

Siapa yang membunuh Hijrah?

Sejauh ini, belum diketahui siapa yang melakukan pembunuhan terhadap Hijrah.

Namun demikian, titik terang atas kematian Hijrah, perlahan mulai terkuak. Korban sempat menyampaikan ke rekan kerjanya, kalau ia takut karena dibonceng suami salah seorang nasabah yang ditagihnya.

Wizrah mengungkapkan, Hijrah dibonceng suami nasabah untuk mengambil uang. Tetapi, jalan yang dilalui justru masuk ke kebun. Sejak saat itu, korban langsung tidak ada kabar. Nomor ponsel korban langsung tidak dapat dihubungi.

“Dia bilang takut, karena jalan dilewati malah masuk ke kebun," ungkap Wizrah, Jumat (19/9/2025).

Tetapi, kata Wizrah, korban tak menyampaikan suami nasabah mana yang membonceng.

Bagaimana hasil pendalaman dari pihak kepolisian?

Pihak keluarga menyebut kasus ini masih belum bisa dilaporkan secara resmi ke polisi karena belum memenuhi batas waktu 2 kali 24 jam orang hilang.

Kasat Reskrim Polres Pasangkayu, Iptu Rully Marwan, mengatakan, keluarga korban belum melapor.

"Kepolisian masih belum bisa bergerak,” ujarnya.

Namun demikian, Iptu Rully membenarkan penemuan jasad korban. Korban ditemukan tak bernyawa di bawah pohon kepala pagi.

“Kasus ini masih kami dalami," ucap Iptu Rully.

Kata Iptu Rully, beberapa orang terduga sementara dalam proses penyidikan.

"Pelaku belum bisa dipastikan, karena kami masih menunggu hasil visum dan autopsi,” ujar IPTU Rully.

Dari pemeriksaan awal, polisi mendapati adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

“Hasil pengecekan sementara, ada juga bekas luka di kaki korban," ungkapnya.

Kondisi korban saat ditemukan tidak mengenakan separuh pakaian.

"Bahkan pakaiannya terikat di leher,” jelasnya.

Kata dia, saksi diduga membonceng korban sebelum hilang, belum bisa dijadikan pegangan utama.

“Ia hanya mengaku mengantarkan saja. Tetapi hal ini masih kami dalami lebih lanjut,” tambahnya.

Kondisi terakhir korban saat ditemukan cukup mengenaskan. Hanya mengenakan pakaian dalam. Sementara pakaian kerjanya melilit di bagian leher.

Bagaimana isi percakapan Hijrah dengan atasannya?

Sebelum ditemukan tewas, Hijrah ternyata sempat berkomunikasi juga dengan atasannya.

Berikut isi percakapan Hijrah dengan atasannya.

HJ (21.40):  "Oh iya."

Atasan (21.55):  – Panggilan suara (tidak dijawab)   "Hijrah. Di mana sudah kamu?"  – "Hati-hati ya."

HJ (21.56):  "Jangan ditelepon Bu, karena sementara dia bonceng saya, nanti dia curiga."  "Bu, doakan saya."  "Dari tadi tidak ada rumah yang dilewati."  "Baru jalan ada jaringan di sini."

Atasan (21.56):  "Iya hati-hati."  "Berdoa."

HJ (21.57):  "Aduh, saya takutnya ini orang dendam."

Atasan (21.57):  "Beh, jangan dipikir begitu."

Tak lama setelah percakapan itu, komunikasi dengan Hijrah terputus sekitar pukul 22.00 WITA. 

Upaya keluarga dan rekan kerja untuk menghubunginya tidak berhasil.

Hingga akhirnya, dua hari kemudian, Hijrah ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.

Berita selanjutnya Smart TV Mulai Didistribusikan ke Sekolah di Lampung, Akan Ada Seleksi Guru Terbaik

Sumber: Tribun sulbar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved