Berita Terkini Nasional

Irjen Pol Helfi Assegaf Resmi Dilantik Jadi Kapolda Lampung, Sosok Ahli Bidang Reserse

Pelantikan oleh Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dilakukan di Rupattama Mabes Polri, Jakarta, Rabu (29/10/2025). 

|
Instagram @dittipideksus_bareskrim via TribunMedan.com
KAPOLDA BARU - Foto Helfi Assegaf saat masih berpangkat Brigjen menjabat Dirtipideksus Bareskrim Polri. Irjen Pol Helfi Assegaf resmi dilantik oleh Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo jadi Kapolda Lampung baru, Rabu (29/10/2025) di Rupattama Mabes Polri, Jakarta. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Jakarta - Irjen Pol Helfi Assegaf resmi dilantik oleh Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menjadi Kapolda Lampung.

Pelantikan oleh Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dilakukan di Rupattama Mabes Polri, Jakarta, Rabu (29/10/2025). 

Tidak hanya Irjen Pol Helfi Assegaf yang dilantik sebagai Kapolda, ada tiga perwira tinggi lainnya yang juga dilantik menjadi Kapolda.

Yaitu, Irjen Pol Djuhandhani Rahardjo dilantik menjadi Kapolda Sulawesi Selatan dari sebelumnya menjabat Dirtipidum Bareskrim Polri.

Kemudian Irjen Pol Endi Sutendi dilantik menjadi Kapolda Sulawesi Tengah dari sebelumnya menjabat Waastamaops Kapolri.

Serta, Irjen Pol Viktor Theodorus Sihombing dilantik menjadi Kapolda Kepulauan Bangka Belitung dari jabatan sebelumnya Kadivkum Polri.

Sebanyak empat Kapolda baru tersebut resmi dilantik oleh Kapolri.

Dua perwira tinggi lainnya yang juga dilantik adalah Irjen Agus Nugroho dilantik menjadi Kadivkum Polri dari jabatan sebelumnya Kapolda Sulawesi Tengah.

Kombes Pol Emi Sumijati dilantik menjadi Kasetum Polri dari jabatan sebelumnya Psikolog Kepolisian Madya Tk I SSDM Polri.

Sertijab ini bagian dari proses regenerasi dan penyegaran organisasi guna memperkuat efektivitas pelaksanaan tugas di berbagai satuan kerja maupun kewilayahan.

Karo Penmas Divhumas Polri Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko menjelaskan mutasi dan sertijab di tubuh Polri merupakan bagian dari mekanisme pembinaan karier yang terencana dan berkelanjutan.

"Rotasi dan promosi jabatan ini adalah bentuk penyegaran organisasi sekaligus bagian dari komitmen Kapolri dalam memperkuat soliditas, profesionalisme, dan efektivitas kinerja Polri di seluruh lini," ujarnya dikutip dari Tribunnews.com, Kamis (30/10/2025).

Ia menambahkan, dinamika jabatan ini juga menjadi upaya untuk memberikan ruang regenerasi kepemimpinan yang mampu menyesuaikan dengan tantangan tugas kepolisian di era modern.

"Setiap pejabat yang dipercaya menduduki jabatan baru diharapkan dapat langsung beradaptasi dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, sesuai dengan semangat Presisi yang menjadi pedoman utama Polri," tegasnya.

Tentang Perwira Tinggi Polri

Perwira Tinggi Polri adalah anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) yang memiliki pangkat di atas Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol).

Mereka merupakan jajaran pimpinan di tubuh Polri yang memiliki tanggung jawab besar dalam pengambilan keputusan strategis, pembinaan organisasi, dan pengendalian operasional kepolisian di tingkat nasional maupun daerah.

Dalam struktur kepangkatan Polri, perwira tinggi (pati) terdiri atas empat tingkat, yaitu:

  • Brigadir Jenderal Polisi (Brigjen Pol) – satu bintang
  • Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol) – dua bintang
  • Komisaris Jenderal Polisi (Komjen Pol) – tiga bintang
  • Jenderal Polisi (Jend. Pol) – empat bintang (biasanya hanya dijabat oleh Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia/Kapolri)

Sosok Irjen Pol Helfi Assegaf

Dikutip Tribunnews.com, Helfi Assegaf merupakan sosok kelahiran Blitar, Jawa Timur, pada 22 April 1970 atau kini berusia 55 tahun.

Ia merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1992.

Helfi memang ahli dalam bidang reserse karena sejak memulai kariernya memang berkecimpung di dunia tersebut.

Ia pun pernah tercatat pernah menjadi Kanit Jatanras Sat Reskrim Metro Bekasi, Kasat Narkoba Polres Makassar, hingga Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi.

Selain itu, dirinya juga pernah menjabat posisi strategis lainnya seperti Kapolres Balangan, Polda Kalimantan Selatan (Kalsel) hingga Kabid Humas Polda Sumatra Utara (Sumut).

Karier Helfi pun semakin moncer ketika ditarik ke Mabes Polri. Di mana dirinya sempat menjabat beberapa posisi seperti Kasubdit II Perbankan Dit Tipideksus Bareskrim Polri, hingga Wadir Dit Tipideksus Bareskrim Polri pada tahun 2021 lalu.

Barulah, pada Juni 2024, Helfi ditunjuk menjadi Dirtipideksus Bareskrim Polri sebelum menjabat sebagai Kapolda Lampung saat ini.

Beragam kasus pun sempat diungkap oleh Helfi seperti kasus penyelewengan dana zakat dari organisasi Aksi Cepat Tanggap (ACT) pada 2022, hingga berbagai kasus judi online.

Sementara, terkait harta kekayaan, Helfi terakhir kali melaporkannya ke Komisi Pemberantasan Korupsi pada 7 November 2023 untuk periodik 2022.

Adapun rinciannya yakni satu tanah dan bangunan yang berada di Tangerang Selatan, Banten, senilai Rp1,6 miliar, dua mobil senilai Rp940 juta, serta kas dan setara kas sebesar Rp250 juta.

Baru Saja Ungkap Kasus Pembobolan Bank Rp204 M

Sebelum dimutasi pada hari ini, Helfi sempat mengungkap kasus pembobolan bank BUMN yang mencapai Rp204 miliar.

Dalam konferensi pers pada Kamis (25/9/2025), dia menyebut kasus ini melibatkan sembilan pelaku yang masuk dalam kelompok sindikat pembobol rekening bank.

Helfi meynyebut kasus ini terungkap setelah adanya laporan dari pihak bank pada 20 Juni 2025 lalu karena adanya penarikan dana yang dianggap mencurigakan.

Adapun modusnya adalah para pelaku ini mengaku sebagai Satgas Perampasan Aset dan tengah menyelidiki kasus yang bersifat rahasia.

Setelah itu, mereka menemui kepala cabang bank BUMN di Jawa Barat untuk melancarkan aksinya.

"Sejak awal Juni 2025, jaringan sindikat pembobol bank yang mengaku sebagai satgas perampasan aset bertemu Kacab untuk memindahkan pemindahan dana pada rekening dormant," kata Helfi.

Ternyata, kepala cabang tersebut bekerjasama dengan sindikat tersebut. Namun, kepala cabang itu mau untuk bekerjasama karena diancam oleh para sindikat.

"Mereka memaksa kacab menyerahkan user ID aplikasi Core Banking System milik teller dan kepala cabang apabila tidak mau melaksanakan akan terancam keselamatan kepala cabang tersebut berserta seluruh keluarganya," ujar Helfi.

Setelah itu, aksi pun dimulai pada akhir Juni 2025 lalu. Helfi menyebut sindikat tersebut mampu memindahkan uang ke rekening dormant atau penampung hingga Rp204 miliar hanya dalam waktu 17 menit.

“Para eksekutor, termasuk mantan teller bank, melakukan akses ilegal terhadap aplikasi Core Banking System. Dana sebesar Rp 204 miliar dipindahkan ke lima rekening penampungan dalam 42 kali transaksi yang hanya berlangsung 17 menit,” kata Helfi.

Sementara, ada sembilan tersangka yang ditetapkan dan terbagi dalam tiga klaster berbeda yakni pihak internal bank, eksekutor, dan pihak yang melakukan tindak pidana pencucian uang (TPPU).

Dari internal bank, ada kepala cabang pembantu bank BUMN berinisial AP (50) dan consumer relation manager yang menghubungkan antara sindikat dan AP.

Lalu dari kelompok eksekutor ada C (41) yang mengaku sebagai Satgas Perampasan Aset; DR (44) konsultan hukum; mantan pegawai bank berinisial NAT (36); mediator berinisial R (51); dan fasilitator keuangan ilegal berinisial TT (38).

Sedangkan klaster pencucian uang adalah DH (40) dan IS (60) yang bertugas menyiapkan rekening dormant dan memindahkan uang hasil pembobolan.

Helfi mengungkapkan ada dua tersangka yang ternyata juga terlibat dalam kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Mohamad Ilham Pradipta yaitu C alias Ken dan Dwi Hartono (DH). (*)

Berita Selanjutnya Nasib 4 Polisi Diduga Mabuk Tabrak Wanita di Depan Golden Tiger Medan, Diselidiki Propam

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved