Berita Terkini Nasional

Ogah Mundur dari Ketum PBNU, Gus Yahya Berkilah Diberi Amanah Lima Tahun   

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menyatakan tidak pernah berkeinginan untuk mundur dari jabatannya.

Editor: soni yuntavia
Tribunnews.com/Igman Ibrahim
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya.Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). KH Yahya Cholil Staquf menyatakan tidak pernah berkeinginan untuk mundur dari jabatannya, Minggu (23/11/2025). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menyatakan tidak pernah berkeinginan untuk mundur dari jabatannya.

Ia bahkan mengaku siap menjalankan amanah memimpin PBNU selama lima tahun.

"Sama sekali tidak pernah tebersit dalam pikiran saya untuk mundur dari Ketua PBNU," kata pria yang biasa disapa Gus Yahya ini seusai menggelar pertemuan dengan para ketua PWNU tingkat provinsi di Surabaya, Minggu (23/11) dini hari.

Gus Yahya mengaku mendapat mandat dari peserta Muktamar untuk memimpin PBNU sebagai ketua tanfidziyah selama lima tahun sejak Muktamar Ke-34 NU pada 2021 lalu di Lampung. "Saya mendapat mandat lima tahun memimpin NU, karena itu akan saya jalani selama lima tahun, insya Allah saya sanggup," imbuhnya.

Penegasan Gus Yahya tersebut seakan menjawab risalah rapat harian Syuriah PBNU yang ditandatangani oleh Ketua Dewan Syura PBNU KH Miftahul Akhyar pada 20 November 2025. Poin penting dari risalah tersebut yakni meminta agar Gus Yahya mengundurkan diri dari kursi ketua umum paling lama tiga hari sejak risalah tersebut ditandatangani. Jika dalam tiga hari belum mengundurkan diri, Rapat Harian Syuriah PBNU memutuskan akan memberhentikan Gus Yahya dari Ketua PBNU.

Dalam risalah juga dijelaskan latar belakang alasan permintaan agar Gus Yahya mengundurkan diri. Di antaranya, terkait hadirnya akademisi asal Amerika Serikat, Peter Berkowitz, sebagai narasumber dalam Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU). Adapun Peter Berkowitz selama ini dianggap tokoh dalam jaringan zionisme internasional.

Hal itu dianggap melanggar nilai dan ajaran ahlussunnah wal jamaah an nahdliyah serta bertentangan dengan Muqaddimah Qanun Asasi NU. Gus Yahya pada 28 Agustus 2025 sudah meminta maaf kepada publik atas hadirnya narasumber tersebut.

Alasan lain dalam risalah juga disebutkan bahwa tata kelola keuangan di PBNU mengindikasikan pelanggaran terhadap hukum syariat Islam sehingga membahayakan eksistensi badan hukum PBNU.

Rumor Rp 900 M

Gus Yahya menyatakan, belakangan ini banyak mendengar rumor yang beredar tentang dirinya. Karena hanya sebatas rumor, ia memilih untuk tidak menanggapi satu per satu isu tersebut. “Banyak sekali rumor belakangan ini di PBNU tentang saya, tapi saya tidak akan menanggapi karena hanya rumor,” katanya.

Gus Yahya menyebut salah satu rumor yang beredar bahkan menuduh dirinya memakai uang organisasi sebesar Rp 900 miliar. “Macam-macam rumor yang keluar. Ada yang menyebut saya makan uang organisasi Rp 900 miliar, dan sebagainya,” ujarnya.

Terkait siapa yang diduga menyebarkan rumor tersebut, Gus Yahya memilih tidak berprasangka. “Saya tidak akan bertindak atas dasar rumor atau prasangka,” tegasnya.

Di tengah menguatnya dinamika internal, Gus Yahya menyatakan yakin bahwa NU akan mampu menghadapi tantangan organisasi. “NU adalah organisasi berusia tua yang kenyang pengalaman menyelesaikan dinamika internal maupun eksternal,” ucapnya.

Risalah

A'wan PBNU Kyai Abdul Muhaimin membenarkan adanya risalah rapat yang meminta agar Gus Yahya mundur dari jabatannya. "Benar," kata Abdul, Sabtu (22/11).

Namun, Abdul menyayangkan surat tersebut beredar, karena pembicaraan internal tak seharusnya disebarkan di luar forum Nahdlatul Ulama. Dia berharap, orang-orang yang menyebarkan hasil rapat tersebut berhenti menggunakan cara yang sama.

"Itu kan kok kayak mereka-mereka yang punya kepentingan itu sedang mengonsolidasikan pendukungnya. Mbok manuver kayak gitu itu dihentikan," kata Abdul.

Dia mengatakan, tak seharusnya forum Nahdlatul Ulama menyelesaikan masalah seperti yang terjadi saat ini. Seharusnya, masalah internal PBNU bisa diselesaikan dengan cara yang seperti sering dikatakan Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

"Saya kira di kalangan NU itu kan biasa gegeran (berdebat) tapi nanti kan hasilnya ger-geran (tertawa bersama), itu kan kata Gus Dur," imbuhnya.

( Tribunlampung.co.id )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved