HERITAGE: Stasiun Labuhan Ratu, Jalan Untung Suropati Kecamatan Labuhan Ratu
Stasiun Kereta Api Labuhan Ratu merupakan salah satu stasiun yang usianya cukup tua. Stasiun ini dibangun pada masa Belanda sekitar tahun 1915
Penulis: Dewi Anita | Editor: soni
Laporan Reporter Tribun Lampung Dewi Anita
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Stasiun Kereta Api Labuhan Ratu merupakan salah satu stasiun yang usianya cukup tua. Stasiun ini dibangun pada masa Belanda sekitar tahun 1915 sampai dengan 1917.
Humas PT KAI Divre IV Tanjungkarang Franoto Wibowo mengatakan, stasiun yang dibangun pada zaman Belanda ini memang sudah masuk aset cagar budaya di Lampung. Namun stasiun ini sudah dilakukan renovasi untuk gedungnya.
Kereta ini memiliki tiga jalur yang memiliki fungsi masing-masing. "Ketiga jalur ini menentukan kereta baik kereta penumpang dan babaranjang untuk melintas atau bergantian. Ketiganya memiliki panjang yang berbeda sebab digunakan untuk kereta penumpang dan babaranjang di lokasi tersebut," katanya.
Meski peninggalan zaman Belanda dan termasuk stasiun kecil, namun kereta penumpang lokal masih berhenti di stasiun ini. Seperti kereta Seminung yang sehari melintas dua kali, bisa berhenti di stasiun ini untuk mengangkut penumpang.
Sedangkan untuk KA Rajabasa kelas ekonomi AC hanya dapat menurunkan penumpang dari Palembang. Namun jika keberangkatan tidak mengambil penumpang atau penumpang dengan tujuan Palembang semua, berangkat dari Stasiun Tanjungkarang.(det)