Ini Pesan Dang Ike Jika Lampung Jadi Ibukota Negara
Gaya hidup masa kini yang lebih mengutamakan budaya konsumtif dibandingkan produktif, perlahan mulai mengikis budaya adat istiadat
Penulis: Noval Andriansyah | Editor: wakos reza gautama
Laporan Reporter Tribun Lampung Noval Andriansyah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDARLAMPUNG - Perubahan zaman semakin lama semakin pesat.
Gaya hidup masa kini yang lebih mengutamakan budaya konsumtif dibandingkan produktif, perlahan mulai mengikis budaya adat istiadat, terutama Lampung.
Oleh karena itu, adat istiadat Lampung harus terus dilestarikan.
Hal tersebut disampaikan oleh Perdana Menteri Kepaksian Pernong Kerajaan Adat Paksi Pak Skala Brak Inspektur Jenderal (Irjend) Ike Edwin saat menjadi narasumber dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD).
FGD dengan tema "Kesiapan Lampung Sebagai Alternatif Ibukota Pemerintahan Republik Indonesia" yang berlangsung di Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Selasa (3/10/2017) juga turut mengundang Rektor IBI Darmajaya Firmansyah, Ketua MTI Lampung IB Ilham Malik dan narasumber lainnya.
Dang Ike, panggilan akrab Ike Edwin, menyatakan, Lampung memiliki potensi besar untuk menjadi Ibukota Indonesia.
Meski demikian, Dang Ike menegaskan, meski nantinya Lampung menjadi Ibukota Indonesia, adat istiadat Lampung tidak boleh dilupakan.
"Kita tidak boleh kehilangan jati diri sebagi orang Lampung. Jangan sampai ada kejadian layaknya si Doel anak Betawi, yang lambat laun hilang tergeser oleh perubahan zaman," kata jenderal bintang dua tersebut dalam rilis yang dikirimkan kepada Tribunlampung.co.id, Selasa (3/10/2017) malam.
Untuk mempertahankan adat istiadat Lampung, lanjut Dang Ike, setiap orang, khususnya masyarakat Lampung, harus bersama-sama memiliki rasa cinta akan adat budaya Lampung.
"Tujuannya agar nilai-nilai adat istiadat kita tidak luntur oleh perubahan zaman yang semakin hari semakin modern. Kita harus bisa menunjukkan bahwa Lampung merupakan provinsi yang memiliki martabat dengan kearifan lokal," tandas mantan Kapolda Lampung tersebut.