Dinilai Menghina Ketum PBNU Said Aqil Siradj, Ini Tanggapan Bupati Lampung Selatan

Warga NU Lampung Selatan memprotes pernyataan Bupati Lampung Selatan Zainudin Hasan saat sambutan pada Hari Santri Nasional, Minggu, 22 Oktober 2017

Penulis: Dedi Sutomo | Editor: wakos reza gautama
TRIBUN LAMPUNG/Dedi Sutomo
Bupati Lampung Selatan Zainudin Hasan melakukan panen buah kelengkeng di kebun seorang warga bernama Jayadi, di Desa Sukatani, Kalianda, Selasa (25/7/2017). 

Laporan Reporter Tribun Lampung Dedi Sutomo

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNGSELATAN - Warga NU Lampung Selatan memprotes pernyataan Bupati Lampung Selatan Zainudin Hasan saat sambutan pada Hari Santri Nasional, Minggu, 22 Oktober 2017.

Warga nadhliyin menganggap sambutan tersebut  menghina Ketua PB NU Said Aqil Siraj.

Front Pemuda Nahdliyin mengutuk keras pernyataan bupati Lampung Selatan tersebut.

Menurut mereka, pernyataan itu telah melukai hati warga NU.

Mereka menuntut Bupati Lampung Selatan Zainudin Hasan meminta maaf secara terbuka.

Terpisah ketua PC NU Lampung Selatan, KH Nur Mahfudz saat dikonfirmasi via telepon mengaku saat ini dirinya sedang rapat dengan seluruh jajaran pengurus NU dan juga para Kiyai.

“Ini sedang kita rapatkan. Sebab NU ini kan bukan hanya saya. Nanti kita akan sampaikan apa yang menjadi keputusan pengurus NU terkait dengan masalah ini,” ujarnya kepada Tribun Lampung.

Bupati Lampung Selatan Zainudin Hasan mengatakan tidak pernah berniat untuk melecehkan atau menghina ketua PB Nahdatul Ulama (NU) Said Aqil Siraj saat memberikan sambutan pada Hari Santri Nasional, Minggu, 22 Oktober 2017 kemarin.

Kepada Tribun Lampung melalui pesan singkat, Senin, 23 Oktober 2017, dirinya mengatakan konteks dari sambutannya haruslah dilihat secara menyeluruh.

Saat itu dirinya berbicara di hadapan para Kiyai dan para santri.

“Saya saat itu berbicara dihadapan para kiyai dan para santri. Jika saya menjelekan tentu mereka tidak akan menerima. Ini kan saling ingat mengingkatkan,” ujarnya.

Menurut dirinya, konteks sambutannya mengajak seluruh umat islam di Indonesia untuk bersatu. Antara umat islam satu dengan yang lain tidak saling menjelekkan.

“Saya justru ingin mengajak umat islam untuk bersatu. Tidak saling terpecah belah antara satu dengan lainnya,” terang dirinya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved