Peringatan dari Pakar Sains Atmosfer Bagi Masyarakat Lampung dalam Hadapi Badai Siklon Tropis Dahlia

Peringatan dari Pakar Sains Atmosfer Bagi Masyarakat Lampung dalam Hadapi Badai Siklon Tropis Dahlia

Penulis: hanif mustafa | Editor: wakos reza gautama
pantai rajabasa digulung ombak 

Laporan Reporter Tribun Lampung Hanif Mustafa

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDARLAMPUNG - Dosen Sains Atmosfer dan Keplanetan Institut Teknologi Sumatera (ITERA) Robiatul Muztaba, mengatakan dampak terburuk adanya SiklonTropis Dahlia di Lampung adalah hujan lebat disertai angin kencang.

Baca: Sering Sakit Perut, Ternyata Ada Bayi yang Telah Mengeras pada Rahim Wanita Ini, Apa Penyebabnya?

"Dampak terburuknya, itu angin kencang dengan curah hujan lebat, namun untuk Kota Bandar Lampung, mungkin tidak terlalu signifikan dampaknya hanya hujan dengan curah hujan 8-50 mm/hr," sebutnya Jumat 1 Desember 2017.

Menurutnya Siklon Dahlia ini bergerak ke arah barat laut mendekati pesisir barat bagian selatan pulau Sumatera, sehingga sebagian wilayah Lampung.

"Jadi yang perlu diwaspadai adalah wilayah Lampung yang berbatasan dengan Selat Sunda khususnya jalur penyeberangan Lampung-Jakarta," lanjutnya.

Maka, kata dia, menindaklanjuti informasi dari pihak BMKG, para nelayan diimbau tidak melaut hingga kondisi badai mereda.

Masyarakat bisa menghindari dulu berwisata ke wilayah pantai pesisir barat Sumatera.

"Terutama di daerah Lampung dan Bengkulu karena ombak yang tinggi, serta masyarakat jika hujan jangan berteduh di bawah pohon besar ataupun tiang reklame, dikarenakan anginnya yang kuat," ucap pria yang akrab dipanggil Aji.

Untuk pemerintah agar bisa meminimalisasi korban bencana siklon dahlia.

Caranya, tutur Aji, perlu adanya penyediaaan early warning system atau peringatan dini supaya info kedatangan badai dapat di sampaikan ke masyarakat.

Baca: Paru - paru Bocor, Ini Reaksi Keluarga Edison Wardhana ke Demian Aditya

"Sehingga tidak terjadi seperti di Sri Lanka yang timbul korban banyak, karena peringatan datang terlambat," tuturnya.

Menurutnya, dari segi akademisi juga perlu dilakukan penelitian katakteristik wilayah yang bersangkutan sehingga dapat dikembangkan ke kajian TC (tropis cyclone).

"Jika dari hasil kajian mempunyai kemungkinan terburuk terkena core atau inti TC, makan untuk sesegera mungkin mengevakuasi wilayah tersebut, fenomena ini akan berubah terus setiap waktu, kami berharap dapat segera mereda agar tidak terjadi apa-apa," tutupnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved