AM Fatwa Meninggal Dunia, 12 Tahun Masa Hidupnya Dihabiskan di Penjara
AM Fatwa sebelumnya menjalani perawatan di Rumah Sakit MMC, Jakarta sejak beberapa hari terakhir.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Tokoh nasional kelahiran Bone, Sulawesi Selatan, Andi Mappatahang Fatwa (AM Fatwa) meninggal dunia Kamis (14/12/2017) pagi. Fatwa meninggal dunia di usia 78 tahun.
AM Fatwa sebelumnya menjalani perawatan di Rumah Sakit MMC, Jakarta sejak beberapa hari terakhir.
Baca: Tak Disangka, Terkenal dan Banyak Fans, Ayah Artis Ini Iseng Jadi Sopir Taksi Online
Baca: Siswi SMA Terang-terangan Jadi Pelakor, Sekarang Harus Merasakan Akibatnya Dibayar Kontan

Kabar duka itu menyebar di sejumlah group WhatsApp sejak pukul 07.30 wita, hari ini.
"Innalillahi wa inna ilahi rojiun. Telah meninggal dunia ayahanda AM Fatwa pukul 6.25am di rumah sakit MMC. Mohon dibukakan pintu maaf dan mudah2an ayah mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT. Dian Islamiati Fatwa," tulis politisi DPP Partai Hanura, Nurhasan, di Group WA SENTER-SENTER BELLA beberapa menit lalu..
AM Fatwa adalah tokoh utama tragedi Tanjung Priok di zaman Orde Baru.
Profi AM Fatwa, Penjara 18 Tahun di Era Soeharto
Andi Mappetahang Fatwa lahir di Bone, Sulawesi Selatan, 12 Februari 1939. Meninggal di usia 78 tahun.
AM Fatwa menjadi ikon perlawanan dan sikap kritis terhadap rezim otoriter Orde Lama dan Orde Baru.
Itulah sebabnya sejak muda ia sudah mengalami teror dan tindak kekerasan yang dilakukan oleh intel-intel kedua rezim otoriter tersebut, hingga keluar masuk rumah sakit dan penjara.
Terakhir ia dihukum penjara 18 tahun (dijalani efektif 9 tahun lalu dapat amnesti) dari tuntutan seumur hidup, karena kasus Lembaran Putih Peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 dan khutbah-khutbah politiknya yang kritis terhadap Orde Baru.
Jika diakumulasi, ia menghabiskan waktu selama 12 tahun di balik jeruji besi. Atas segala penyiksaan yang dialami, ia merupakan satu-satunya warga negara yang pernah menuntut Pangkobkamtib di pengadilan.
Meski berstatus narapidana bebas bersyarat (1993-1999) dan menjadi staf khusus Menteri Agama Tarmizi Taher dan Quraish Shihab, mantan Sekretaris Kelompok Kerja Petisi 50 itu bersama Amien Rais menggulirkan gerakan reformasi, hingga Presiden Soeharto mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei 1998.

AM Fatwa pernah menjabat beberapa jabatan struktural dan jabatan semi official pada Pemda DKI Jakarta dan Staff Khusus Gubernur Ali Sadikin di bidang politik dan agama.