Rumah Mantan Petinggi Kopassus Diberondong Peluru, Tatang: Saya Dibunuh atau Anda Saya Bunuh
Rumah Mantan Petinggi Kopassus Diberondong Peluru, Tatang: Saya Dibunuh atau Anda Saya Bunuh
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Rumah mantan Deputi Basarnas, Mayor Jenderal (Purnawirawan) TNI, Tatang Zaenudin diteror.
Rumah yang berlamat di Jalan Bukit Pasir, Cimanggis Depok, Jawa Barat, diberondong peluru oleh pria tak dikenal.
Saat insiden terjadi, istri Tatang tengah duduk di teras.
"Awalnya, saya tidak percaya terjadi satu teror kepada saya. Karena laporan dari istri yang syok, saya katakan tidak usah syok, saya akan datang. Terus, saya suruh untuk lapor pada pihak yang berwajib dan saya katakan jangan takut mudah-mudahan pelakunya segera tertangkap," kata Tatang, saat ditemui di kediamannya, Minggu 4 Februari 2018.
Baca: Menjanda Lagi, Artis Cantik Ini Bilang Banyak Lelaki Jadi Berani Menggodanya
Tatang pun membeberkan peristiwa teror tersebut.
Insiden terjadi pada Selasa siang, 30 Januari 2018.
Saat itu, ia mengaku tidak ada di rumah, sedang melakukan kunjungan kerja ke sejumlah daerah.
Terkait hal itu, ia menegaskan, dia tidak akan gentar.
"Maka, siapa pun juga pelaku dan dalangnya akan saya hadapi. Saya tidak akan pernah takut pada manusia apapun di muka bumi ini demi kebenaran. Saudara (pelaku) sudah menabuh genderang perang, maka akan saya hadapi. Hanya ada satu tugas pokok dalam diri saya, apakah saya dibunuh atau Anda yang saya bunuh. Tidak ada kata lain, tidak ada kata maaf," tegas Tatang.
Mantan petinggi Komando Pasukan Khusus (Kopassus) ini menilai, jika hal itu dibiarkan, bukan tidak mungkin akan timbul korban lainnya.
"Jangan sampai ada manusia-manusia yang seperti itu hidup di muka bumi ini. Dan, itu akan saya cari, akan saya hadapi," tambahnya.
Baca: Usai Mandi, Istri Sah Ini Mencyduk Suaminya dengan Pelakor di Kamar Tidur Tamu. Waduh Ngapain Tuh!
Pensiunan bintang dua TNI AD itu juga menegaskan, jika pelaku maupun kelompoknya telah ditemukan, Tatang mengancam akan mengerahkan massa yang dia pimpin.
"Sudah banyak relawan-relawan saya, pendukung saya, untuk melakukan suatu tindakan, tinggal menunggu perintah saya. Namun, saya katakan, ini belum ada kejelasan dari pihak Kepolisiain, kita tidak perlu melakukan tindakan yang memperkeruh. Tetapi, apabila nanti sudah diketahui orang atau kelompok atau golongan tertentu, maka saya akan hadapi dengan massa saya," terang Tatang.