Rendam 12 Kelurahan, Pairin Sebut Banjir di Metro Bencana Terparah yang Pernah Dialami
Sebanyak 80 kepala keluarga (KK) di 12 kelurahan di Metro menjadi korban banjir
Penulis: Indra Simanjuntak | Editor: Ridwan Hardiansyah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, METRO – Sebanyak 80 kepala keluarga (KK) di 12 kelurahan di Metro menjadi korban banjir, usai hujan deras sepanjang Kamis (22/2/2018) hingga Jumat (23/2/2018) dini hari.
Di sejumlah titik, ketinggian air bahkan mencapai satu meter.
“Sampai pagi, air masih setinggi lutut orang dewasa,” kata seorang warga Mulyojati, Metro Barat, Dede, Jumat.
Banjir, menurut Dede, terjadi karena luapan air dari anak sungai Way Sekampung, yang melalui kawasan setempat.
Luapan air sampai menutupi jalan dan masuk ke rumah warga.
"Baru pertama ini, air sampai masuk rumah. Ini yang terparah," ungkap Dede.
Seorang warga Kampung Harapan, Metro Timur, Dewi menuturkan, banjir mulai terjadi pada Jumat pukul 01.00 Wib.
Air pun terus meninggi hingga masuk ke rumah-rumah warga.
"Kami begadang menyelamatkan barang-barang dan mengeluarkan air. Semalam, air sampai sepinggang. Tadi siang sudah surut,” terang Dewi.
Ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa juga terjadi di Margorejo, Metro Selatan.
Seorang warga setempat, Deni mengungkapkan, air mulai tinggi dan masuk rumah saat Subuh.
“Ini banjir paling parah. Sebelumnya tidak pernah seperti ini,” kata Deni.
12 Kelurahan
Kasi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Metro, Al Fajar Nasution mengatakan, banjir terjadi di 12 kelurahan di Bumi Sai Wawai.
Meski begitu, ia menyebut hal tersebut belum masuk kategori darurat bencana.