Pengakuan Pengurus Masjid di Garut Rekayasa Penyerangan Dirinya Sendiri
Saat ditemukan pada Rabu (28/2/2018) dini hari, Uyu dalam kondisi terikat kaki dan tangannya, sedangkan mulutnya tertutup kain.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDUNG - Uyu Ruhiyana (56), seorang pengurus sebuah rumah ibadah di kawasan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat, merekayasa kasus penyerangan terhadap dirinya sendiri.
Ia semula mengaku diserang dan disekap oleh sekelompok pria bersenjata tajam.
Saat ditemukan pada Rabu (28/2/2018) dini hari, Uyu dalam kondisi terikat kaki dan tangannya, sedangkan mulutnya tertutup kain.
Baca: Soal Penerimaan Siswa Baru 2018, Sekolah Masih Tunggu Juknis
Baca: Dishub Anggap Perbaikan Lubang di Jalan Bypass Tak Semudah Membalik Telapak Tangan
Baca: Pengendara Kerap Tertipu di Kala Hujan, Tahu-tahu Masuk Lubang di Bypass
Tak pelak peristiwa palsu itu kemudian menyebar ke mana-mana sehingga meresahkan masyarakat.
Apalagi di media sosial dibumbui isu mengenai kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI).
"Saya merekayasa peristiwa itu. Anak saya bercita-cita punya mesin babat (rumput) tapi saya tidak punya uang untuk beli. Saya cuma dibayar tiap sebulan Rp 125 ribu untuk bersih-bersih. Sampai akhirnya saya berpikiran kotor," ujar Uyu di Polda Jabar, Bandung, Kamis (1/3/2018).
Baca: Beras dan Rokok Penyumbang Inflasi Terbesar Februari 2018
Pengakuan mengejutkan itu disampaikan Uyu di depan Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Budi Maryoto, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jabar dan pimpinan Dewan Mesjid Indonesia.
Ia mengungkapkan, semua itu berawal ketika Uyu sulit tidur seusai salat isya, Selasa (27/2/2018) lalu.
Saat itu kawasan pantai selatan Garut itu sedang turun hujan dan suasana sepi.
Baca: Begini Pengakuan Pelakor Kelas Berat yang Pernah Tidur dengan 80 Pria Beristri
Uyu gundah memikirkan anaknya sehingga tak bisa memejamkan mata hingga pukul 02.00 WIB.