BREAKING NEWS LAMPUNG

Aksi Balasan, Giliran Keluarga Yansori dan Warga Unjuk Rasa di DPRD Lampung

Kasus saling lapor antara keluarga pasien dan perawat Rumah Sakit Abdul Moeloek terus begulir

Penulis: hanif mustafa | Editor: soni

Laporan Reporter Tribun Lampung Hanif Mustafa

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Kasus saling lapor antara keluarga pasien dan perawat Rumah Sakit Abdul Moeloek terus begulir, bahkan hingga saat ini kasus ini berujung saling mengerahkan massa.

Sebelumnya ratusan perawat se-Provinsi Lampung yang tergabung dalam Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) turun menggelar aksi massa bela perawat di Lapangan Korpri kompleks kantor Gubenur Lampung, Kamis 26 April 2018. Unjuk rasa terjadi karena kasus baku hantam antara perawat dengan keluarga pasien.

Baca: Begini Nasib Rumah Mewah Peninggalan Mendiang Olga Syahputra yang Kini Ditempati Sang Adik

Baca: BPJS Ketenagakerjaan Rangkul Ojol Gabung Jadi Peserta

Saat ini, Rabu 2 Mei 2018, keluarga pasien yang terlibat baku hantam ganti menggelar aksi puluhan massa di Lapangan Korpri komplek kantor Gubenur Lampung.

Hendra sebagai koordinator aksi, mengatakan ini bukan sebagai aksi tandingan tetapi lebih gelar aksi keperihatinan.

"Kami hanya meminta kepada Ketua DPRD Lampung Dedi Aprizal yang juga memimpin Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Lampung berada di tengah masyarakat untuk tidak memihak satu sisi. Tolong persoalan ini jangan dipakai untuk politik, suara DPRD dari rakyat, bukan hanya dari perawat," ujar Hendra di sela-sela aksi.

Selain itu, Hendra berharap kepada PJs Gubernur Didik Suprayitno Lampung menjadi penengah yang kini terjadi di antara perawat dengan keluarga pasien.

"Bapak Pjs Gubernur Lampung, tolong dengarkan permasalahan antara Yansori keluarga pasien dan Feri perawat RSUDAM, kami masyarakat butuh keadilan bukan disudutkan, karena ini sudah ditunggangi oleh kepentingan politik," sebutnya

Masih kata dia, kejanggalan juga terjadi atas rekaman CCTV yang hingga saat ini di bisa diperlihatkan oleh pihak RSUDAM.

"CCTV yang menjadi bukti kuat tidak pernah dimunculkan, kemana CCTV-nya," tutupnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved