BREAKING NEWS LAMPUNG
Sambil Nangis karena Perut Tersikut, Ibu Hamil Ini Tetap Antre Perekaman e-KTP
Dari pantauan Tribun Lampung, dengan kondisi kesakitan Tri Sujiati tetap mengantre.
Penulis: hanif mustafa | Editor: Daniel Tri Hardanto
Laporan Reporter Tribun Lampung Hanif Mustafa
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Program pembuatan e-KTP cepat di PKOR Way Halim diwarnai insiden. Karena ikut berdesakan, seorang wanita yang sedang hamil muda terjatuh dan nyaris pingsan.
Saking ramainya antrean, warga pun berdesakan. Tiba-tiba, seorang ibu hamil bernama Tri Sujiati (26) terjatuh ke lantai.
Awalnya warga Jalan M Yunus, Kecamatan Tanjung Senang itu sedang mengantre bersama suaminya, Pardiono (30), di Hall A PKOR. Pardiono mengatakan, tiba-tiba istrinya merintih kesakitan sembari menangis.
"Ya tadi itu istri saya ikut desak-desakan di pintu itu (pintu sisi utara Hall A). Tapi, tiba-tiba istri saya menunduk sambil nangis gitu," tuturnya.
Baca: Mau Bikin e-KTP Nggak Pake Lama? Ke PKOR Way Halim Aja
Saat ditanya, lanjut Pardiono, ternyata perut istrinya terkena sikut warga yang tengah mengantre.
"Iya istri saya ngaku kena sikut sama orang-orang yang ngantre, hampir jatuh. Gak tahu juga keadaannya. Saya juga khawatir," tambah Pardiono yang mengaku mengantre sejak pukul 08.00 WIB.
"Ya tadi ngantre itu sekitar jam delapan lebih. Sama anak, istri, dan ipar. Nunggu di situ. Pas kesakitan itu, baru istri saya bisa masuk sekitar jam 11. Maklum baru hamil empat bulan," imbuh dia.
Rencananya, Pardiono membawa istrinya ke posko kesehatan di belakang Hall A PKOR.
"Iya mau diperiksa. Tapi, belum dibawa. Nunggu perekaman. Soalnya kita belum perekaman. Sayang kalau ditinggal," lanjut Pardiono.
Baca: IPK 3,96, Angelia Lorencia Didapuk Jadi Wisudawan Terbaik UBL
Pardiono menjelaskan, selama ini belum melakukan perekaman e-KTP lantaran selalu kehabisan blangko.
"Ya, ternyata sama juga di sini. Apalagi sekarang ramai dan kejadian ini. Padahal saya pikir sepi. Ternyata sama aja," sesalnya.
Petugas posko kesehatan Edy mengaku akan memeriksa kondisi wanita hamil tersebut. "Kami lihat dulu. Kalau kondisinya masih memungkinkan, kami antar pulang pakai ambulans. Kalau tidak, terpaksa dibawa ke rumah sakit. Memang usia kandungan segitu (empat bulan) berisiko," terangnya.