Eks Teroris Ini Merasa Berutang Jasa Kepada Dua Sosok yang Melepasnya dari Belenggu Takfiri

Hal itu diungkapkan Yudi usai menjadi pembicara dalam Talkshow Polemik Radio MNC Trijaya Network dengan topik "Never Ending Terrorist"

Editor: soni
Tribunnews.com Mantan murid ideolog utama kelompok teroris Jamaah Ansharud Daulah (JAD) Aman Abdurrahman, Yudi Zulfachri usai menjadi pembicara dalam Talkshow Polemik Radio MNC Trijaya Network dengan topik "Never Ending Terrorist" di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat pada Sabtu (9/5/2018). TRIBUNNEWS.COM/GITA IRAWAN 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Mantan murid ideologi utama kelompok teroris Jamaah Ansharud Daulah (JAD) Aman Abdurrahman, Yudi Zulfachri mengungkapkan bahwa ayahnya lah yang membuatnya lepas dari cengkeraman ideologi takfiri dari mantan gurunya itu yang menghalalkan darah aparat penegak hukum di Indonesia.

Ia mengatakan bahwa ayahnya menyuruhnya membaca dua ayat Alquran untuk memberikan perbandingan dengan potongan ayat Alquran yang diindoktrinasi oleh Aman.

Baca: Namanya tak Masuk Rilis Kemenag, Ustaz Abdul Somad Akhirnya Buka Suara

Hal itu diungkapkan Yudi usai menjadi pembicara dalam Talkshow Polemik Radio MNC Trijaya Network dengan topik "Never Ending Terrorist" di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (19/5/2018).

"(Peran) Keluarga itu sangat besar, terutama orang tua yang berpendidikan, berilmu. Itu bapak saya yang menghilangkan doktrin ustaz Aman itu bapak saya. Saya didoktrin Almumtahanah ayat 4. Bapak saya datang bawa Alquran, baca ayat 8 dan 9. Saya baca. Wah iya," kata Yudi tersenyum.

Baca: BTS Cetak Rekor Baru - Video Fake Love Ditonton 50 Juta Kali dalam 30 Jam

Butuh waktu sekurangnya lima tahun lamanya untuk menghilangkan ajaran-ajaran Aman yang dikenalnya sejak tahun 2007 hingga 2010 tersebut.

Selama lima tahun setelah itu ketika ia tertangkap di Aceh pada tahun 2010 karena kasus pembentukan pelatihan militer, ia dibimbing ke dalam pertaubatan oleh mantan pentolan Jamaah Islamiyah yang juga terlibat di Bom Bali 1 dan Hotel JW Marriot, Ali Imron yang telah lebih dulu dideradikalisasi.

Ia sendiri yang meminta agar Ali Imron yang berbicara dengannya karena begitu bencinya ia dengan kepolisian yang menangkapnya sehingga tidak mau berbicara kepada Polisi.

Ia juga menceritakan betapa kala itu ia tidak sudi untuk diambil keterangannya dalam Berkas Acara Pemeriksaan oleh Kepolisian.

Baca: Satlantas Polres Lampura Berbagi Takjil di Tugu Payan Mas 

Ia mengatakan bahwa selama lima tahun proses pemulihan pemahamannya di penjara di Aceh tersebut Ali Imron secara bertahap membuka pikirannya terkait paham keagamaan yang selama ini dia anut.

Ia mengatakan pemahaman Jamaah Islamiyah yang berafiliasi ke Al Qaedah menjadi jembatan bagi proses pemulihannya.

Hingga akhirnya pada suatu saat sekira tahun 2010 ia membaca adanya revisi pemahaman dari Al Qaeda di bawah pimpinan Ayman Mohammed Rabie al-Zawahiri yang menyerukan agar para pengikutnya mengevaluasi dirinya masing-masing.

Dari sanalah ia memahami bahwa apa yang ia yakini selama ini mungkin salah.

"Itu akhirnya saya membuka tempurung ini. Sehingga masuk yang lain-lain. Sehingga saya kok ditanya, apa inspirasi berubah? Al Qaedah inspirasinya," kata Yudi.

Yudi sendiri mengaku sempat belajar di Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri selama empat tahun lamanya.

Baca: Polres Way Kanan OTT Pungli Prona

Namun ketika di sanalah justru ia mulai berkenalan dengan pengajian kampus yang mengajarkannya tentang pondasi dari ajaran Aman.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved