Bukan Konspirasi, Penelitian Ini Ungkap Fakta Kematian Adolf Hitler Sesungguhnya
Paska kematian Hitler, tak sedikit teori konspirasi berkembang menyoal kematiannya.
Paska kematian Hitler, tak sedikit teori konspirasi berkembang menyoal kematiannya. Dari menetap di Argentina, bersembunyi di Antartika hingga sempat melarikan diri ke Indonesia. Namun sebuah penelitian baru-baru ini mengungkap fakta sebenarnya
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Jelang akhir kekuasaannya, Adolf Hitler bersama kekasihnya, Eva Braun beserta orang-orang kepercayaannya kabur dari kejaran pasukan Uni Soviet, mereka bersembunyi di sebuah bunker rahasia, Führerbunker.
30 April 1945, pasukan Soviet melakukan pencarian hingga menyisir 500 meter tak jauh dari tempat persembunyian pemimpin Nazi itu.
Sadar telah terkepung dan tak lagi mungkin berkomunikasi dengan sisa pasukannya, Hitler memupus impiannya tentang dinasti Jerman.
Baca: Kisah Rakyat Palestina Rayakan Ramadhan di Tengah Kecamuk Perang
Baca: Masih Ada Tempat Karaoke Buka di Bulan Ramadan, Tapi Sikap Dinas Cuma Begini
Baca: Mantan Kalapas Kalianda Dijerat Pasal Penggunaan Harta dari Hasil Kejahatan Narkotika
Bersama Eva Braun, ia menelan kapsul sianida dan menembak diri mereka sendiri.
Sebuah wasiat ia tinggalkan untuk para pengawalnya.
Hitler ingin jenazahnya dibakar, agar tak bernasib nahas jadi bulan-bulanan masyarakat yang membencinya, seperti jenazah Benito Mussolini di Italia.
Di luar bunker, para pengawalnya membakar jenazah sang Fuhrer bersama kekasihnya, Eva Braun.
5 Mei 1945, pasukan Soviet menemukan jenazah hangus dekat bunker rahasia milik Hitler.
Jenazah itu mereka identifikasi sebagai Hitler.
Tak pula sulit mengidentifikasi jenazah Hitler, sebab berdasarkan keterangan dokter gigi pribadi Hitler, Hugo Blaschke dan Kathe Heusermann, sang Fuhrer memiliki protesa gigi yang unik.

Fakta mengejutkan di jenazah Hitler
70 tahun paska kematian Adolf Hitler, untuk pertama kalinya Rusia mengizinkan pihak luar meneliti barang temuan itu.
Penelitian tersebut dilakukan tim patologi dari Perancis yang akhir pekan lalu menerbitkan hasil penelitian termutakhir mereka itu di European Journal of Internal Medicine.
"Tidak ada keraguan lagi, itu gigi asli milik Hitler," ujar Philippe Charlier, salah seorang ahli patologi di tim itu.