Inikah Sniper yang Tembak Mati Razan Najjar, Ternyata Bukan Orang Israel?

Meski berkewarganegaraan Amerika Serikat, pada usia 18 tahun ia datang ke Israel dan tinggal di sana.

Penulis: Heribertus Sulis | Editor: Heribertus Sulis
twitter.com/YousefMunayyer - Razan menggendong seorang bayi. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Seorang perawat Palestina dilaporkan tewas terbunuh sniper Israel.

Dalam insiden itu, perawat berusia 21 tahun tersebut sedang mencoba membantu pengunjuk rasa yang terluka di perbatasan Gaza.

Wanita muda berparas cantik tersebut segera bergegas ke area berbahaya untuk menolong korban terluka.

Niat baik Najjar rupanya mengantarkannya pada maut.

Dari seberang pagar, dua atau tiga peluru meluncur dan tepat mengenai bagian dadanya.

Tak lama setelah kejadian ini, Najjar dinyatakan meninggal dunia pada Jumat (1/6/2018).

Setelah peristiwa menyedihkan itu, akun Instagram @the_emancipated mengunggah sosok sniper yang telah menembak mati Najjar.

Baca: Inilah 3 Mantan Kekasih Kate Middleton, Lebih Ganteng Siapa Dibanding Pangeran William?

Baca: Mau Mudik Takut Barang Dicuri, 15 Cara Anti-Mainstream Ini Bakal Bikin Maling Jadi Ngenes

Menurut keterangan akun tersebut, sniper Israel yang menembak Najjar adalah seorang wanita bernama Rebecca.

Dia bukanlah orang Israel asli.

Rebbeca diketahui sebagai warga negara Amerika Serikat yang tinggal di Boston.

Inilah sosok sniper yang menembak Najjar hingga tewas
(kiri) Sniper yang menembak Najjar hingga tewas. (kanan) Najjar. (Instagram)

"Inilah orang bernama Rebecca (kiri) dari Boston, dialah yang membunuh Razan Al Najjar (kanan), seorang paramedis dari Palestina berusia 21 tahun," tulis keterangan di akun itu.

Akun tersebut juga menjelaskan bahwa Rebecca tidak punya hubungan apapun dengan Palestina.

Ia bukanlah orang Palestina.

Melansir Tribunstyle.com dari akun Facebook IDF, Rebecca bergabung dengan Israel di usia 18 tahun.

"Meski berkewarganegaraan Amerika Serikat, pada usia 18 tahun ia meninggalkan semua yang ia punya untuk datang ke Israel dan tinggal di sana.

Ia mendaftar masuk ke Pasukan Pengaman Israel (IDF) sebagai tentara yang memiliki spesialisasi di bidang pendidikan.

Tetapi setelah itu, ia memutuskan bahwa ia lebih cocok di lapangan.

Saat ini, ia merupakan tentara terlatih di Intelijen Lapangan IDF, mempertahankan rumah yang ia tahu dan ia cintai," dikutip dari laman Facebook IDF.

Kematian Najjar membuat Menteri Kesehatan Palestina, Jawad Awwad, menyebut tindakan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) masuk dalam kategori kejahatan perang.

Baca: Foto Dirinya Cium Tangan SBY Viral di Media Sosial, Ini Komentar Gatot Nurmantyo

Halaman
12
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved