Blood Moon 27 Juli 2018, Inilah 6 Mitos Tentang Gerhana Bulan yang Ada di Berbagai Negara
Pada Sabtu 28 Juli 2018 mendatang, gerhana bulan total akan kembali menyapa Indonesia.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Pada Sabtu 28 Juli 2018 mendatang, gerhana bulan total akan kembali menyapa Indonesia.
Gerhana bulan kali ini juga disebut dengan "Blood Moon" atau bulan darah berkat adanya warna kemerahan yang muncul akibat bulan melewati bayangan bumi.
Baca: Jangan Lewatkan Blood Moon 27 Juli 2018, Ini 6 Langkah Memotretnya dengan Pakai Kamera Ponsel!
Di Indonesia, awal gerhana bulan akan terjadi pada pukul 00.15 WIB.
Pasalnya, ini akan menjadi gerhana bulan total terlama pada abad ke-21.
Sebagai fenomena alam, gerhana bulan juga dikelilingi mitos-mitos yang beredar di lingkup masyarakat tertentu.
Apalagi, zaman dahulu belum ada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai untuk memahami fenomena alam tersebut.
Baca: Mulai Hari Ini Kenakan Hijab, Ternyata Ini Dukungan dari Suami Fitri Tropica yang Putuskan Berhijrah
Kali ini, TribunTravel.com merangkum lima mitos populer di beberapa kawasan di dunia mengenai fenomena gerhana Bulan dari laman Bustle.com dan blog.science.edu.sg.
1. Kebaikan yang dilakukan manusia akan berlipat ganda
Umat Budha di Tibet percaya, segala kebaikan yang kamu lakukan kala gerhana Bulan terjadi akan berlipat ganda.
Begitu pula dengan keburukan.
Mitos yang berkaitan dengan karma ini juga berlaku pada tindakan buruk yang kamu lakukan.
Baca: Agar Kembali Hidup, Sang Pawang Minta Rizki Ahmad Ditidurkan Bersama Ular King Korba Selama 7 Hari
2. Gerhana bulan merupakan waktu yang tepat untuk berdamai
Menurut National Geographic, orang Batammaliba di Togo dan Benin memiliki mitos seputar gerhana Bulan.
Mitos itu berkata, "Matahari dan Bulan sedang bertengkar kala gerhana, sehingga orang-orang meminta kedua benda langit itu untuk berhenti."
Hingga hari ini, mitos itu tetap berlaku.