Gempa Lombok Dipicu Patahan Rinjani, Bagaimana dengan Gunung Anak Krakatau?
Rudi menuturkan, status level dua yakni gunung api mulai menunjukkan peningkatan aktivitas, baik itu magma, tektonik, maupun hidrotermal.
Penulis: hanif mustafa | Editor: Daniel Tri Hardanto
Laporan Reporter Tribun Lampung Hanif Mustafa
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Gempa yang melanda Lombok dan sekitarnya dipicu adanya patahan dari Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Hal itu dikatakan Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Lampung Rudi Harianto.
Namun, ia membantah kejadian serupa juga akan terjadi di wilayah Lampung, mengingat Gunung Anak Krakatau saat ini sedang beraktivitas.
"Kalau hubungan dengan kegempaan yang ada di Lombok dan yang ada di Anak Gunung Krakatau jelas berbeda, dari sisi sesar (patahan) maupun jalur keretakannya," jelas Rudi, Senin, 6 Agustus 2018.
Baca: Gempa Guncang Lombok, Wiranto dan Menteri-menteri Asing Berhamburan
Oleh sebab itu, Rudi menuturkan, apabila dilihat dari kegempaan yang mungkin terjadi dan ditimbulkan Gunung Anak Krakatau tidak signifikan seperti yang ada di Lombok.
"Sampai sekarang aktivitas Gunung Anak Krakatu masih level dua. Jadi di Lampung tidak akan signifikan seperti gempa di Lombok," katanya.
Rudi menuturkan, status level dua yakni gunung api mulai menunjukkan peningkatan aktivitas, baik itu magma, tektonik, maupun hidrotermal. Tetapi aktivitas ini tidak terlalu mengancam keselamatan warga di sekitar gunung api tersebut.
"Tapi, kita tetap mewaspadai. Kalau dilihat dari aktivitas Anak Krakatau sangat berbeda. Kalau kemarin di Lombok itu aktivitas gempa dangkal kontaknya di daratan yakni seputar Gunung Rinjani dan dengan kedalaman 15 km. Jadi di daratan. Kalau sekarang ini (Gunung Anak Krakatau) kan di daratan, tapi tengah laut. Jauh dari Provinsi Lampung," jelas Rudi.
Baca: Pascagempa Bumi 7 SR, Tsunami Landa Pesisir Lombok
Untuk itu, Rudi mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh kabar yang belum dipastikan kebenarannya.
"Masyarakat berharap tetap tenang. Ikuti arahan BPBD dan informasi dari BMKG. Masyarakat diminta untuk tidak mendekat atau beraktivitas di sekitar Gunung Anak Krakatau. Kami minta mengikuti informasi yang dikeluarkan BMKG," tuturnya.
Terkait debu vulkanik yang dikeluarkan oleh Gunung Anak Krakatau, Rudi menjelaskan, hingga saat ini debu vulkanik tidak akan mengganggu masyarakat.
"Kami pantau dari debu vulkanik tidak mengkhawatirkan untuk masyarakat. Dunia penerbangan pun juga belum terganggu. Kalau debu mengarahnya ke timur, dan tidak sampai ke permukiman," tutupnya. (*)