Disperindag Lampung Selatan: Elpiji 3 Kg Langka karena Ada Pengalihan Pemanfaatan
Namun, ketika ada pengalihan pemanfaatan, seperti untuk pertanian dan digunakan oleh dunia usaha rumah makan, ini tentu akan mengalami kelangkaan.
Penulis: Dedi Sutomo | Editor: Daniel Tri Hardanto
Laporan Reporter Tribun Lampung Dedi Sutomo
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KALIANDA – Menyikapi kelangkaan gas elpiji 3 kilogram dalam satu bulan terakhir, Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan menggelar rapat, Kamis, 30 Agustus 2018.
Dalam rapat itu, hadir pula Pertamina, Hiswana Migas, dan Satgas Pangan.
“Kita ingin melihat apa sebenarnya yang menjadi penyebab dan kendala, sehingga harga gas elpiji ukuran 3 kilogram ini menjadi langka dan mahal saat ini,” kata Asisten II Bidang Ekobang Setkab Lampung Selatan Mulyadi Saleh saat memimpin rapat.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lampung Selatan Qorinilwan menjelaskan, tahun ini Lampung Selatan mendapatkan kuota gas elpiji 3 kilogram bersubsidi sebanyak 21.810 metrik ton.
Baca: Pertamina Tambah Pasokan 90 Ribu Tabung Elpiji 3 Kg di Lampung
Baca: Warga Lamsel Masih Keluhkan Kelangkaan Gas Elpiji 3 Kg
Jika dikonversi ke tabung dengan asumsi 1 metrik ton sebanyak 300 tabung, maka ada sekitar 7,2 juta tabung.
Dengan jumlah kepala keluarga di Lampung Selatan yang mencapai 261 ribu lebih, rata-rata setiap kepala keluarga mendapatkan 2-3 tabung per bulan.
“Secara hitungan jumlah kuota yang ada mencukupi. Namun, ketika ada pengalihan pemanfaatan, seperti untuk pertanian dan ada yang digunakan oleh dunia usaha rumah makan, ini tentu akan mengalami kelangkaan,” ujarnya.
Karenanya, Qorinilwan menyarankan ada pola pengawasan (kontrol) terkait kuota elpiji yang disalurkan ke agen-agen.
Sehingga dapat diketahui apakah kelangkaan terjadi karena adanya penambahan jumlah pemanfaatan atau ada pengalihan pemanfaatan pada sektor lainnya.
---> Jangan lupa subscribe Channel YouTube Tribun Lampung News Video