Warga Khawatir Bukit Sukamenanti Runtuh, Minta Pemkot Setop Pengerukan
Warga Khawatir Bukit Sukamenanti Runtuh, Minta Pemkot Setop Pengerukan
Penulis: Bayu Saputra | Editor: Heribertus Sulis
Warga Khawatir Bukit Sukamenanti Runtuh, Minta Pemkot Setop Pengerukan
BANDAR LAMPUNG, TRIBUN - Sejumlah warga Kelurahan Sukamenanti, Kecamatan Kedaton, Bandar Lampung, meminta penambangan Bukit Sukamenanti disetop. Warga khawatir bagian dari bukit tersebut runtuh.
Selain itu, jalan bisa rusak akibat truk-truk pengangkut batu hasil pengerukan melintas setiap hari.
"Harus disetop pengerukan batu-batu dari Bukit Sukamenanti. Kami sangat terganggu dengan mobil yang bolak-balik itu," kata Wahyu, warga Jalan Kiwi, Sukamenanti, kepada Tribun Lampung, Minggu (2/12).
• Berita Terbaru CPNS Lampung: Pengumuman Hasil Tes SKD Pesawaran Lampung Barat dan Lampung Timur
Ahmad Tabudin, warga lainnya, merasa khawatir terhadap bukit tersebut saat hujan turun.
"Runtuhan batu dari atas bukit buat kami takut. Saya berharap aktivitas itu (pengerukan batu dari bukit) dihentikan," ujar pria paruh baya ini.
Tabudin mengungkapkan, setidaknya tiga kali bebatuan dari Bukit Sukamenanti runtuh, beberapa tahun lalu. Meskipun tidak ada korban jiwa, menurut dia, warga tetap khawatir.
"Ada tali asih beras lima kilogram waktu itu," kata Tabudin. Kami sih maunya dihentikan. Tapi apalah daya, mereka yang punya kuasa di tanah ini.
Bukti kan paru- paru dunia, sama dengan paku bumi. Seharusnya jangan diganggu, jangan disalahgunakan," tukasnya.
Munah, warga di sekitar Bukit Sukamenanti, merasakan suara berisik jika pengerukan bukit berlangsung. Debu-debunya, tutur dia, membuat warga harus menutup rapat hidung jika tidak ingin terkena infeksi saluran pernapasan.
"Risih banget. Berisik, debuan. Kalau sudah hujan, (bebatuan) pasti rontok dan akhirnya jalanan jadi becek," ujar Munah.
Menanggapi pengerukan Bukit Sukamenanti, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bandar Lampung Khendri menjelaskan, bukit boleh saja ditambang asalkan ada izin.
"Boleh saja. Tapi, harus ada izinnya. Dilihat juga peruntukannya dari (aspek) tata ruang. Tidak bisa saja begitu saja," katanya melalui ponsel, Minggu.
Mengenai data bukit di Bandar Lampung yang boleh ditambang dan tidak boleh ditambang, Khendri belum bisa menjawab secara detail melalui ponsel.
"Saya baru saja dilantik (sebagai sekretaris DLH). Maaf ya, saya lagi di Jakarta. Suara teleponnya putus-putus," ujarnya.