Tribun Lampung Selatan
Gunung Anak Krakatau Lontarkan Debu Hitam Setinggi 700 Meter
Terlihat adanya lontaran lava pijar di Gunung Anak Krakatau dengan ketinggian 100-200 meter ke segala arah.
Penulis: Dedi Sutomo | Editor: Daniel Tri Hardanto
Laporan Reporter Tribun Lampung Dedi Sutomo
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KALIANDA - Aktivitas letusan di Gunung Anak Krakatau (GAK) mulai menurun.
Dari data Magma VAR Pos Pantau GAK Badan Geologi, PVMBG Kementerian ESDM, tercatat letusan pada Minggu, 9 Desember 2018 hingga pukul 24.00 WIB, sebanyak 31 kali.
Magnitudo letusan 45-58 mm dengan durasi 48-465 detik.
Andi Suardi, kepala Pos Pantau GAK di Desa Hargo Pancuran, Kecamatan Rajabasa, mengatakan, teramati adanya empat kali letusan dengan ketinggian lontaran debu berwarna hitam mencapai 700 meter.
Sementara dari pantauan CCTV pada malam hari, terlihat adanya lontaran lava pijar di Gunung Anak Krakatau dengan ketinggian 100-200 meter ke segala arah.
• Debu Gunung Anak Krakatau Mereda, Warga Pulau Sebesi Lega Tak Perlu Pakai Masker Lagi
• Debu Pasir dari Gunung Anak Krakatau Terasa Panas, Warga Pulau Sebesi Tak Berani Keluar Rumah
“Aktivitas Gunung Anak Krakatau memang fluktuatif sejak mulai aktif bulan Juni lalu. Justru awal bulan ini jumlah letusan cenderung turun, di bawah 100 kali per hari,” kata Andi, Senin, 10 Desember 2018.
Selain letusan, tercatat aktivitas kegempaan embusan 25 kali dengan amplitudo 6-48 mm dan durasi 15-143 detik.
Kemudian gempa tremor harmonik terjadi 69 kali dengan amplitudo 6-57 mm dan durasi 16-810 detik.
Gempa vulkanik dangkal tercatat sebanyak 45 kali dengan amplitudo 5-37 mm dan durasi 4-18 detik.
Sedangkan gempa vulkanik dalam 10 kali dengan amplitudo 35-56 mm, S-P 1-2,6 detik, dan durasi 14-41 detik.
Sampai saat ini, status Gunung Anak Krakatau masih level II (Waspada).
Pengunjung dan nelayan dilarang mendekati kawah dalam radius 2-3 kilometer. (*)