Tribun Bandar Lampung
Laporkan Pengaduan, Warga Bandar Lampung Bisa Hubungi Call Center
Caranya cukup mudah. Warga cukup menelepon ke Lapor Call Center di nomor 082282204761 atau 082282204762.
Penulis: Eka Ahmad Sholichin | Editor: Daniel Tri Hardanto
Laporkan Pengaduan, Warga Bandar Lampung Bisa Hubungi Call Center
Laporan Reporter Tribun Lampung Eka Ahmad Sholichin
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Guna memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, Pemerintah Kota Bandar Lampung kembali menggiatkan program Layanan Aspirasi dan Pengaduan Masyarakat.
Persoalan yang dapat diadukan yaitu terkait permasalahan dalam jalannya pembangunan dan pelayanan publik di wilayah Bandar Lampung.
Caranya cukup mudah. Warga cukup menelepon ke Lapor Call Center di nomor 082282204761 atau 082282204762.
• Call Center Ala Nunik Pangkas Birokrasi di Lampung Timur
Atau, mengirimkan pengaduan melalui pesan singkat (SMS) dengan format ketik Bandar Lampung
Kabag Humas Pemkot Bandar Lampung Suhardi Syamsi mengatakan, pelayanan Lapor Call Center tersebut bertujuan untuk melayani warga yang memiliki keluhan, baik menyangkut masalah infrastruktur, dokumen kependudukan, dan lainnya.
"Jika ada keluhan terhadap pelayanan yang kurang bagus, maka nomor telepon tersebut untuk dapat dihubungi, baik melalui SMS ataupun telepon langsung ke nomor layanan. Layanan itu 24 jam," tutur Suhardi, Minggu, 24 Februari 2019.
Suhardi menjelaskan, Wali Kota Bandar Lampung Herman HN memerintahkan Kabag Organisasi Pemkot Bandar Lampung untuk mengelola layanan itu.
Herman HN juga mengharuskan ada petugas yang menjawab setiap panggilan yang masuk ke nomor tersebut.
Mekanismenya, kata Suhardi, setiap pengaduan ditampung melalui Kabag Organisasi.
• Butuh Bantuan Polisi? Silakan Hubungi Nomor Call Center Ini, Gratis
Kemudian setiap hari laporan disampaikan kepada wali kota.
"Untuk tindak lanjutnya tentunya menunggu perintah Pak Wali. Dan itu memang mekanisme yang sudah terbangun selama ini," ungkap Suhardi.
Suhardi mengatakan, program Lapor Call Center sudah mulai berjalan satu minggu.
Tapi, sebenarnya pada awal kepemimpinan Herman HN program itu sudah berjalan. (*)