Perajin Tapis Binaan PT Jasa Raharja di Negeri Katon Pasarkan Produk via Medsos
perajin tapis binaan PT Jasa Raharja Cabang Lampung yang berada di Desa Negeri Katon, Kecamatan Negeri Katon, Pesawaran sudah go international.
Penulis: Ana Puspita Sari | Editor: Daniel Tri Hardanto
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, NEGERI KATON - Kelompok perajin tapis binaan PT Jasa Raharja Cabang Lampung yang berada di Desa Negeri Katon, Kecamatan Negeri Katon, Pesawaran sudah go international.
Mereka telah memperluas pemasaran produk hingga merambah pasar internasional.
Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan sarana media sosial, baik Facebook maupun Instagram, yang marak digunakan sebagai media promosi saat ini.
Produk kerajinan tapis yang dihasilkan juga berhasil dipasarkan hingga ke luar negeri dengan melibatkan TKI yang bekerja di luar negeri seperti Malaysia, Singapura, dan Hongkong.
"Jadi infonya dari Facebook kita kemudian teman-teman TKI ini memasarkan utamanya kepada sesama orang Indonesia di sana dengan sistem reseller," jelas Koordinator Perajin Tapis Jejama Redawati saat menerima rombongan Press Tour PT Jasa Raharja di kediamannya di Desa Negeri Katon, Pesawaran, Rabu, 20 Maret 2019.
Pada awalnya, pemasaran produk hasil kerajinan tangan ini dilakukan dengan cara konvensional.
• Media Nasional dan Lokal Diajak PT Jasa Raharja Press Tour ke Lampung
Konsumen membeli dengan datang langsung ke lokasi perajin.
Agar lebih memaksimalkan pemasaran, beberapa perajin yang terdiri dari kaum ibu, bapak, dan anak muda mulai belajar penjualan secara online.
Saat ini konsumen memiliki pilihan apakah membeli secara offline maupun online produk yang diinginkan.
Tak hanya membeli dalam jumlah kecil (satuan), tidak sedikit konsumen yang lantas membeli dalam jumlah yang besar untuk acara-acara tertentu.
Redawati menambahkan, kelompok perajin tapis di Negeri Katon juga mendapatkan dukungan dari banyak pihak baik dari Pemerintah Provinsi Lampung, pemerintah kabupaten, Bank Indonesia, termasuk PT Jasa Raharja Lampung.
Dengan begitu, hasil kerajinan tapis yang dihasilkan juga sampai dipamerkan di anjungan-anjungan di berbagai negara seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Hongkong, Amerika Serikat, dan Singapura.
Adapun produk yang dihasilkan beragam mulai dari selendang, peci, topi koboi, baju, kaus, jilbab, tas, clutch, kotak tisu, dan pernak-pernik lainnya.
Harganya beragam tergantung bahan, motif dan tingkat kerumitan dengan kisaran Rp 50 ribu-Rp 9 jutaan.
"Paling favorit kalau untuk pembeli di luar negeri itu selendang, topi koboi, yang unik-unik begitu modelnya," imbuh dia.