Disebut-sebut Jadi Beking dalam Kasus Pengeroyokan Audrey, Politisi Demokrat Ini Buka Suara
Disebut-sebut Jadi Beking dalam Kasus Pengeroyokan Audrey, Politisi Demokrat Ini Buka Suara
Disebut-sebut Jadi Beking dalam Kasus Pengeroyokan Audrey, Politisi Demokrat Ini Buka Suara
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Seorang politisi Demokrat disebut-sebut dalam kasus pengeroyokan terhadap siswi SMP di Pontianak, Kalimantan Barat bernama Audrey.
Apa hubungannya?
Ternyata politisi bernama Raden Hidayatullah Kusuma Dilaga itu diduga sebagai orangtua salah satu siswi SMA yang menjadi pelaku.
Sejak kasus ini mencuat, masyarakat terus mencari tahu siapa saja pelaku yang tega menganiaya gadis berusia 14 tahun ini.
Namun tatkala para terduga pelaku penganiayaan Audrey menjalani pemeriksaan di kantor polisi, tindakan mereka justru semakin menyulut emosi warganet.
Bukannya menyesal, para siswi SMA ini justru asyik bermain ponsel dan membuat boomerang pada aplikasi Instagram.
Santer terdengar bahwa tindakan tak acuh para terduga pelaku penganiaya Audrey ini karena ada beking pejabat.
Pejabat yang disebut-sebut sebagai bekingan para terduga pelaku penganiayaan Audrey tak lain adalah politikus Partai Demokrat, Raden Hidayatullah Kusuma Dilaga.
• Hotman Paris soal Hasil Visum Audrey: Meski di Bawah Umur, Pelaku Bisa Dihukum 5 Tahun Penjara
• Sudah Berstatus Tersangka, Inilah Daftar Siswi SMA yang Keroyok Audrey
Merasa gerah namanya dikait-kaitkan dengan kasus yang menyita perhatian dunia itu, Raden Hidayatullah Kusuma Dilaga pun buka suara.
Melansir dari Suar.grid.id, politikus Partai Demokrat ini menegaskan bahwa dia bukan orangtua salah satu terduga pelaku penganiayaan Audrey.
Raden Hidayatullah juga menegaskan bahwa SF, yang sempat disebut sebagai pelaku, adalah keponakannya. Saat kejadian, dia tidak berada di TKP.
Klarifikasi yang dilakukan politikus Partai Demokrat ini disampaikan melalui surat pernyataan.
“Di kesempatan yang mulia ini izinkanlah kami menyampaikan pernyataan dan klarifikasi yang harus kami sampaikan dalam rangka menyikapi perkembangan kasus kekerasan yang menimpa ananda Audrey," ujarnya seperti yang dikutip TribunStyle dari Tribun Pontianak, Rabu (10/4/2019).
“Pada pada awalnya kami memilih untuk diam, dengan alasan agar penegak hukum dapat bekerja dengan tenang sampai mendapatkan investigasi dan keadilan yang seadil-adilnya serta menimbang juga terduga pelaku dan korban sama-sama anak di bawah umur.”
Namun karena kabar tuduhan itu semakin meluas tanpa sebuah kebenaran yang jelas, hal tersebut membuat ia buka suara juga.
1. Kami terkejut, sedih, marah, dengan peristiwa yang menimpa ananda Audrey atas musibah yang terjadi.