Tribun Bandar Lampung

Warga Bandar Lampung Belum Manfaatkan Bank Sampah CSR PT Pegadaian ke Pemkot. Ternyata Ini Alasannya

Hingga kini warga Bandar Lampung belum memanfaatkan keberadaan Bank Sampah bantuan CSR PT Pegadaian kepada Pemkot Lampung.

Penulis: Eka Ahmad Sholichin | Editor: Teguh Prasetyo
TribunLampung/Eka Ahmad Sholichin
Hingga kini warga Bandar Lampung belum manfaatkan jasa bank sampah 

Laporan Reporter Tribun Lampung Eka Ahmad Sholichin

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Sejumlah warga di wilayah Kemiling, Bandar Lampung, hingga kini belum memanfaatkan keberadaan Bank Sampah bantuan Corporate Social Responsibility CSR dari PT Pegadaian ke Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung.

Sebab, sejak diresmikan pada Selasa (9/4/2019) lalu, belum ada sosialisasi kepada warga terkait fungsi Bank Sampah tersebut seperti apa jelasnya baik dari pihak instansi terkait, kecamatan, ataupun kelurahan.

Warga Perumahan Wisma Emas Bringin Jaya, Kecamatan Kemiling, Sulis menyatakan, hingga hari ini belum membuang sampah secara mandiri ke Bank Sampah tersebut.

"Ya belum buang ke sana soalnya sampai sekarang belum ada yang sosialisasi dari pihak kelurahan/kecamatan ataupun dinas terkait," katanya, Kamis (18/4/2019).

Oleh karenanya, ia menyayangkan hal tersebut karena apabila diperuntukan masyarakat tentunya harus dilakukan sosialisasi dulu supaya dipahami masyarakat.

"Ya memang dengar-dengar buang sampah sekalian nabung emas. Tapi kalau gak ada sosialisasi kita gak ngerti bagaimana caranya makanya belum buang sampah ke sana," ucapnya.

Lanjutnya, pihaknya hingga saat ini untuk pembuangan sampah memanfaatkan keberadaan petugas sokli dengan membayar biaya Rp 15 ribu setiap bulannya.

"Makanya harusnya ada arahan dari pemerintah soal bank sampah ini. Supaya warga benar-benar tahu seperti apa caranya dan dapat memanfaatkan layanan Bank Sampah tersebut," katanya.

Buang Sampah Dapat Emas di Bank Sampah The Gade Clean and Gold

Sementara Warga Beringin Jaya, Kemiling, Sulastri, membenarkan bahwa belum ada sosialisasi terkait layanan Bank Sampah dari dinas atau kecamatan/kelurahan jadi belum setor sampah.

"Ya belum ada sosialisasi kok sampai sekarang baik dari dinas, kecamatan/kelurahan makanya belum setor sampah ke Bank Sampah itu," paparnya.

Menurutnya, pihaknya hingga saat ini hanya memanfaatkan mobil pengangkut sampah dari dinas untuk mengangkut sampah-sampah dari usaha jualan buah dugannya.

"Ya kalau sampah sehari bisa 8-10 karung sampah. Buangnya pakai mobil dinas sampah yang langsung angkut ke TPA Bakung dengan biaya Rp 300 ribu perbulan," tuturnya.

Ia mengatakan tentunya menanggapi positif jika memang benar dapat membuang sampah jenis apapun di layanan Bank Sampah tersebut.

"Ya tanggapi positif pastinya jika memang benar infonya apalagi bisa nabung dapat emas. Dan tentunya gak bayar sampah bulanan lagi ke mobil sampah," pungkasnya.

(tribunlampung.co.id/eka ahmad solichin)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved