Teror Bom di Sri Lanka
BERITA TERBARU Teror Bom Gereja dan Hotel Sri Lanka - Paus Fransiskus Pimpin Misa Paskah dalam Duka
Berita terbaru teror bom gereja dan hotel di Sri Lanka saat perayaan Paskah pada Minggu (21/4/2019). Paus Fransiskus memimpin Misa Paskah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, VATICAN - Berita terbaru teror bom gereja dan hotel di Sri Lanka saat perayaan Paskah pada Minggu (21/4/2019).
Sebanyak delapan ledakan bom terjadi dalam satu hari pada peristiwa teror bom gereja dan hotel di Sri Lanka tersebut.
Paus Fransiskus memimpin Misa Paskah pada Minggu (21/4/2019) di Vatikan, di tengah serangan berdarah yang menargetkan sejumlah gereja dan hotel di Sri Lanka.
Diwartakan Washington Post, pemimpin Gereja Katolik Roa itu berada di Lapangan Santo Petrus yang dihiasi bunga untuk memperingati kebangkitan Yesus Kristus setelah penyaliban.
Meski tidak menyampaikan khotbah atau homili, pria berusia 82 tahun itu tetap memberikan pidato tahunan Paskah "Urbi et Orbi" terkait konflik dan berbagai kesulitan yang dihadapi seluruh dunia.
Vatikan tidak menyebutkan alasan Paus Fransiskus tidak menyampaikan homili pada Misa Paskah.
"Saya ingin mengungkapkan kedekatan saya yang tulus kepada umat Kristen (Sri Lanka), yang terluka saat berkumpul dalam doa, dan kepada semua korban kekerasan," katanya dikutip Kompas.com dari Vatican News.
Diketahui, pekan pra-Paskah telah dinodai oleh kehancuran Katedral Notre-Dame di Paris pada pekan lalu.
• BERITA TERBARU Ledakan Bom di Gereja dan Hotel Sri Lanka Capai 8 Ledakan Sehari, Jam Malam Berlaku
Kini, duka kembali tergores dengan insiden serangan bom di Sri Lanka pada Minggu.
Hampir 160 orang tewas dalam sejumlah rentetan ledakan di Sri Lanka dan ratusan orang lainnya terluka.
Paus Fransiskus menyampaikan pernyataan solidaritas pada akhir pidato.
Dia menyebutkan, berbagai serangan terhadap gereja dan hotel di Sri Lanka telah menimbulkan duka dan kesedihan.
"Saya mempercayakan kepada semua orang yang meninggal secara tragis," ucapnya.
"Saya berdoa bagi yang terluka dan semua orang yang menderita sebagai akibat dari peristiwa tragis ini," tutur pria asal Argentina itu.
Sebelumnya, Gereja Katolik di Yerusalem menyebut ledakan itu sebagai hal yang menyedihkan karena terjadi ketika umat Kristen sedang merayakan Paskah.