Tribun Bandar Lampung

Suharti Terpaksa Tutup Warung Makan Gara-gara Debu Tebal di Jalan Ryacudu: Orang Jadi Males Mampir

Warga di sepanjang Jl. Ryacudu, Korpri, Sukarame sangat mengeluhkan dengan kondisi Jl. Ryacudu yang mengalami kerusakan dan tak kunjung diperbaiki.

Penulis: Eka Ahmad Sholichin | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Eka
Salah satu pedagang di jalan Ryacudu, Korpri. 

Laporan Reporter Tribun Lampung Eka Ahmad Sholichin

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Warga di sepanjang Jl. Ryacudu, Korpri, Sukarame sangat mengeluhkan dengan kondisi Jl. Ryacudu yang mengalami kerusakan dan hingga kini tak kunjung diperbaiki.

"Ya pasti mengeluhkan dan saya termasuk warga yang ikut tanda tangan terkait rencana melayangkan gugatan ke Pemerintah Provinsi," ungkap Suharti, wanita yang sehari-hari berjualan makanan di jalan tersebut, Kamis (4/7/2019).

Menurutnya, hal yang dituntut oleh warga adalah meminta segera untuk diperbaiki kondisi jalan yang rusak tersebut karena merugikan rakyat kecil.

"Kan sudah satu bulan setengah kondisinya seperti ini makan debu. Dan saya tidak bisa jualan lagi di sini karena debu yang bertebaran. Sebab, orang males mau mampir ke warung saya karena banyak debu," ungkapnya.

Ia menuturkan akibat tidak beraktivitas berjualan makanan karena kondisi debu yang diakibatkan jalan rusak maka harus merelakan tidak mendapatkan penghasilan untuk kehidupan sehari-harinya.

"Jadi kalau buat kebutuhan sehari-hari kita mengandalkan pendapatan dari menantu yang bekerja di mebel dengan penghasilan Rp 500 ribu untuk kebutuhan seminggu karena gak bisa usaha lagi. Kalau dari uang jualan kan lumayan sehari minimal dapat Rp 300 ribu," paparnya.

Warga Ryacudu Ancam Layangkan Gugatan Jalan Rusak, Dinas PUPR: Sabar, Masih Tahap Tender

"Nangis rasanya setiap hari. Buka warung debu semua dan tidur aja campur debu. Dan ini sudah mulai batuk-batuk juga," sambungnya dengan wajah bersedih.

Ia mengharapkan kepada pemerintah agar kondisi jalan yang rusak dapat benar-benar segera diperbaiki. "Soalnya kan jadinya warga di sini sudah gak bisa buka usaha," pungkasnya.

Hal senada diutarakan warga lainnya Iswadi yang sehari-hari berjualan nasi uduk. "Wah iya ini sementara tutup dulu jualannya karena debunya sangat mengganggu sekali," paparnya.

Sriwijaya Air Pemenang Tender Transit Haji Lampung, Siap Angkut 7.445 Jamaah

Menurutnya, warga yang usaha jualan makanan di sini rata-rata pada tutup dulu lantaran akibat debu yang ditimbulkan karena kondisi jalan rusak.

"Ya gak mungkin kalau mau dibuka terus soalnya pembeli juga gak mau mampir karena banyak debu. Makanya saya juga ikut juga mendukung untuk dilayangkan gugatan itu supaya segera diperbaiki jalan di sini agar bisa jualan lagi," paparnya.

Sementara Edi, Ketua RT 10, Lingk. II Kel. Korpri Raya, Korpri, Sukarame menyatakan kondisi debu ini sebenarnya belum lama sekitar dua bulanan sesudah ada perbaikan.

"Ya justru ada perbaikan itu dampaknya debu. Pernah disiram satu kali dua kali pakai blangwir oleh pemerintah tapi sampai sekarang kelanjutannya tidak ada sehingga berdampak debu," tuturnya.

Karena kondisi itu bahkan warga sempat ada niatan akan melakukan gugatan dengan menutup jalan. "Kebanyakan saya tahu dari warga saya tapi kenyataannya bukan hanya dari RT saya saja banyak RT yang di sepanjang jalan," katanya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved