Tribun Bandar Lampung
Nadhif Sempat Bingung Jawab Soal Esai, Pelajar Lampung Raih 7 Medali Olimpiade Sains Nasional
Pelajar Lampung berhasil meraih tujuh medali dalam ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) di Yogyakarta, 30 Juni-6 Juli 2019.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Pelajar Lampung berhasil meraih tujuh medali dalam ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) di Yogyakarta, 30 Juni-6 Juli 2019.
Medali ini diraih dua pelajar tingkat SD dan lima medali diraih lima siswa tingkat SMP dari berbagai daerah di Provinsi Lampung.
Dua orang pelajar SD yang meraih medali yakni Bardha Oktavia Zaiplana dari SDS Pemuka Sakti Manis Indah Waykanan dan Nadin Ayla Roviqo dari SD IT Bustanul Ulum Lampung Tengah. Keduanya meraih medali perunggu.
Sementara kontingen OSN tingkat SMP yang meraih medali yakni Denzel Elden Wijaya dari SMP Xaverius 1 Bandar Lampung dan Ariel Hadi Perdana dari SMPN 1 Metro meraih perak.
Lalu, Muhammad Nadhif Nur Khairi dari SMP IT Daarul Ilmi Bandar Lampung, Savero Lukianto Chandra dari SMP Xaverius 1 Bandar Lampung, serta Lusiana siswa SMPN 1 Air Naningan, Tanggamus meraih medali perunggu.
Muhammad Nadhif Nur Khairi kepada Tribun menuturkan, tak menyangka masih bisa pulang membawa medali perunggu.
Sebab, ia sempat grogi saat masuk final. Saat itu, ia harus mengerjakan 40 soal dengan waktu 2,5 jam.
Selain itu ada soal esai yang penuh dengan logika berfikir.
• 10 Pelajar SD Wakili Lampung Ajang OSN di Yogyakarta, Satu Pelajar Anak Seorang Driver Ojol!
Saat mengerjakan soal esai ini, ia harus mampu menjelaskan sesuai dengan aspek geografi, ekonomi, sosial dan budaya.
"Saya merasa tidak cukup menguasai soal tersebut, sehingga sempat bingung mesti jawab apa. Jadi menjawab apa adanya. Makanya, alhamdulillah masih bisa mendapat perunggu ini dan bisa membanggakan orangtua serta sekolahku," cerita anak keempat dari pasangan Nadhif Nur Khairi dan Nur Hidayati ini.
Perasaan bahagia juga dirasakan siswa peraih perak, Denzel Elden Wijaya.
Ia menuturkan, memang menyiapkan diri untuk OSN tersebut. Ia belajar hampir setiap hari. Ia juga belajar online dengan guru-guru dari pulau Jawa.
Namun seminggu sebelum OSN dia mengurangi belajar agar bisa lebih tenang dan tidak banyak beban.
Kemudian dia banyak berdoa dan meminta restu kedua orangtuanya.
Namun terus dia, yang paling berkesan dari lomba tersebut adalah bertemu banyak orang hebat dan luar biasa dari provinsi lain.