Tribun Tanggamus
Harga Kopi di Tanggamus Anjlok Lagi, Cuma Rp 18 Ribu untuk Kualitas Bagus
Petani kopi di Tanggamus mengeluhkan rendahnya harga jual kopi kering yang kini Rp 18 ribu per kg.
Penulis: Tri Yulianto | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, TANGGAMUS - Petani kopi di Tanggamus mengeluhkan rendahnya harga jual kopi kering yang kini Rp 18 ribu per kg. Harga tersebut jadi harga terendah sejak tujuh tahun terakhir.
Menurut Acan, petani kopi di Pekon Gunung Megang, Kecamatan Pulau Panggung, harga kopi sekarang sangat rendah. Sebab saat ini untuk kopi kualitas bagus hanya dihargai Rp 18 ribu, sedangkan kualitas asalan kisaran Rp 15 ribu atau Rp 16 ribu.
"Sekarang makin murah harga kopi, tobat pokoknya, kalau kemarin-kemarin Rp 20 ribu untuk yang bagus, sekarang makin turun lagi cuma Rp 18 ribu. Kalau yang kopi asalan di bawahnya lagi, kayak tidak ada harganya," ujar Acan.
Ia mengaku, kondisi tersebut seperti sekitar tujuh tahun lalu. Namun saat itu harga kebutuhan pokok belum seperti saat ini. Maka dengan harga belasan ribu sudah bisa untung dan mencukupi kebutuhan hidup.
Sedangkan sekarang tidak ada pendapatan lebih dari panenan kopi. Untuk biaya produksi seperti pupuk dan ongkos perawatan saja pas-pasan. Padahal untuk memanen kopi butuh waktu setahun. Maka usaha setahun terakhir ibaratnya tidak ada hasil.
• Berita Tribun Lampung Terpopuler Selasa 30 Juli 2019, Miliarder Jatuh Miskin, Dagang Siomay Keliling
"Kemarin-kemarin masih bisa andalkan kopi untuk hidup, beli ini, beli itu dari panenan kopi, tapi kalau dari panenan sekarang susah kayanya," ujar Acan.
Baginya harga kopi sekarang sangat tidak sebanding dengan hasil panenan. Panenan bagus, baik dari segi jumlah panenan dan kualitas buah kopinya. Jika dahulu satu hektar satu ton, sekarang bisa 1,2-1,5 ton kopi. Sebab buah pada tanaman kopi lebih banyak.
Kemudian kualitas buah kopinya juga bagus. Hampir di setiap buah kopi terdapat biji kopi utuh, dan ukuran lebih besar. Jika sebelumnya, kadang biji kopi sudah hancur akibat dimakan semut atau ulat. Selain itu dalam satu pohon kematangan buahnya merata.
Edi, petani kopi lainnya mengaku, saat ini petani kopi mengeluh dengan harga jual buah kopi. Sebab harga sangat turun drastis dibanding tahun lalu. Jika panenan tahun 2018 harga rata-rata Rp 22 ribu maka sekarang di bawah Rp 18 ribu per kg.
"Kalau sekarang petani kopi sudah mengeluh benar. Sebab turunnya harga sudah terlalu. Kemarin saja waktu masih Rp 20 ribu sudah susah, apalagi sekarang turun lagi. Setidaknya harga sama dengan tahun kemarin kalau benar-benar tidak bisa naik," ujar Edi.
Ia berharap, pemenang bisa mengatasi anjloknya harga kopi sekarang ini. Sebab harga panen tahunan jadi patokan harga panen tahun berikutnya. Jika sekarang harganya hanya belasan ribu, maka lama lagi bisa sampai seperti harga tahun lalu.
"Sekarang ini banyak yang jualan kopi tapi harganya kok tambah turun. Jadi kemarin sebelum panen kami semangat karena kopi bakal laku, dan memang laku tapi murah, sama saja itu tidak laku," kata Edi.
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Tanggamus minta agar impor kopi disetop. Terlebih bila kopi yang diimpor adalah kopi kualitas asalan.
• Kreatif, Mahasiswa Unila Olah Daun dan Kulit Kopi Jadi Teh
Menurut Soni Isnaini, Kadis Ketahanan Pangan dan Pertanian Tanggamus, dalam impor kopi, ada dua kategori kopi, pertama kopi asalan, lalu kopi kualitas bagus.
"Jika yang diimpor kualitas asalah kami minta disetop, sebab itu sangat menyakitkan kami dan petani kopi di Tanggamus yang sudah menanam, merawat tanaman sampai mengolah buah kopi dengan susah," ujar Soni.