Anggota DPR Dukung Rencana Pembangunan JSS Dibatalkan
Tidak jelasnya rencana realisasi pembangunan jembatan selat Sunda (JSS) memunculkan pesimisme dari pelbagai kalangan.
Laporan Reporter Tribun Lampung Dedi Sutomo
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Tidak jelasnya rencana realisasi pembangunan jembatan selat Sunda (JSS) memunculkan pesimisme dari pelbagai kalangan. Salah satunya dari anggota Komisi V DPR RI Nuriswanto.
Ia mengaku ragu megaproyek yang diperkirakan menghabiskan dana Rp 200 triliun itu, bisa terealisasi. Bahkan, ia menyatakan mendukung rencana pembangunan JSS dibatalkan.
Asalkan PT ASDP dapat menjamin pelayanan penyeberangan tidak ada kemacetan seperti yang kerap terjadi selama ini.
"Saya dukung rencana pembangunan JSS dibatalkan, jika memang PT ASDP dapat menjamin tidak ada lagi kemacetan di Merak dan Bakauheni, seperti yang selalu dikeluhkan pengusaha jasa angkutan barang selama ini," ungkapnya saat kunjungan kerja bersama Zulkifli Anwar, Hanna Gayatri, dan Ibnu Munzir ke Pelabuhan Bakauheni, Selasa (17/12/2013).
Menurut legislator dari Fraksi Gerindra ini, kelancaran pelayanan penyeberangan menjadi syarat utama jika JSS dibatalkan. Dengan ketersediaan 44 armada kapal di jalur penyeberangan Selat Sunda, Nuriswanto menganggap jumlah itu sudah memadai.
Selain itu, Nuriswanto meminta PT ASDP membenahi pelayanan di pelabuhan. Di antaranya penyelesaian pembangunan dermaga 6 di Pelabuhan Bakauheni dan Merak, serta penyelesaian pembangunan gang way.
"Pembangunan dermaga tersebut sudah dianggarkan. Sehingga PT ASDP perlu secepatnya menyelesaikan pembangunan," kata Nuriswanto.
Terkait fasilitas pelabuhan, Nuriswanto menyarankan PT ASDP untuk segera melakukan pembenahan, terutama sarana dan prasarana yang sudah tidak memadai lagi. Sebab, target utama pelayanan adalah kelancaran arus penyeberangan.
"Pelayanan penyeberangan harus maksimal. Jika memang ada sarana yang kurang baik atau rusak, segera mengusulkan perbaikannya. Sehingga pelayanan dapat berjalan lancar," terangnya.
Sementara Zulkifli Anwar mengingatkan bahwa rencana pembangunan JSS haruslah benar-benar memperhatikan karakteristik perairan Selat Sunda dan keberadaan Gunung Anak Krakatau (GAK).
"Selat Sunda memiliki karakteristik yang berbeda. Dan keberadaan GAK benar-benar harus dikaji secara mendalam. Sebab, GAK merupakan gunung api yang memiliki sifat letusan sangat eksplosif. Seperti tergambar pada letusan tahun 1883," jelasnya.
Secara khusus empat anggota DPR RI tersebut, meminta PT ASDP untuk mempersiapkan pelayanan saat memasuki libur Natal dan Tahun Baru nanti.(ded)