Ramadan 2014
Bermodal Pas-pasan, Penjual Bunga Ziarah Kubur Cair Rp 250 Ribu
Bunga tujuh rupa selama ini sudah identik dengan kegiatan ziarah kubur. Maka tak heran jika jelang ramadan seperti saat ini
Penulis: heru prasetyo | Editor: soni
Laporan Reporter Tribun Lampung Heru Prasetyo
TRIBUNLAMPUNG..CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Bunga tujuh rupa selama ini sudah identik dengan kegiatan ziarah kubur. Maka tak heran jika jelang ramadan seperti saat ini, banyak bermunculan pedagang bunga dadakan menjajakan dagangan mereka.
Di Bandar Lampung, tidak sulit menemukan sejumlah pedagang bunga tujuh rupa untuk ziarah kubur. Mereka dapat ditemui di pasar tradisional, hingga di depan pintu gerbang taman pemakaman umum (TPU).
Suyati misalnya, perempuan 52 tahun tersebut dengan telaten menjual bunga tujuh rupa di depan TPU Way Halim Permai. Dua hari berjualan, ia mengakui mampu mengantongi uang hingga Rp 250.000 per hari.
Bungkusan bunga tujuh rupa yang ia jajakan Rp 5000, memang laris manis diserbu peziarah. Berdasarkan pengamatan tribunlampung.co.id, permintaan bunga ziarah kubur ini memang cukup tinggi. Dari 10 orang yang berkunjung, delapan orang dipastikan akan mampir membeli perlengkapan ziarah itu.
"Ngalhamdulillah mas yo rame. Sudah dari kemarin, hari ini tapi yang paling rame," ceritanya dengan logat jawa. "Sehari ya bisa sampe 50 bungkus lah, kali aja Rp 5000," lanjutnya menjelaskan pendapatannya berjualan.
Menariknya, untuk menjual bunga tujuh rupa tersebut, ibu tiga anak itu terbilang minim modal. Beragam bunga seperti bougenville, kamboja, kantil dan lainnya ia dapatkan dari warga setempat secara gratis. Sedangkan sebagai pewangi, selain menggunakan daun pandan, ia hanya merogoh kocek Rp 20.000 untuk membeli minyak mawar.
"Bunga dapat dari tetangga. Nggih mung nempil mawon, mboten bayar. (ya tinggal minta saja, engga bayar)," lanjut dia.
Pekerjaan menjual bunga ziara sendiri sudah dilakoni Suyati cukup lama. Ia hanya ingat bahwa tiap Ramadan datang, ia bersama warga lain menjadikan gerbang TPU Way Halim Permai sebagai ladang mengais pundi rupiah. (*)