Ramadan 2015
Ini Satu-satunya Masjid di Jepang yang Tegar Dihantam Bom dan Gempa
Dalam perjalanan ke Jepang atas undangan Cathay Pacific dan Organisasi Pariwisata Nasional Jepang (JNTO), saya buru-buru men-stabiloitinenary
Setelah perang nyaris tak ada sisa-sisa kehidupan, kecuali reruntuhan puing-puing bangunan. Kota-kota di Jepang, termasuk Kobe, rata dengan tanah. Namun, seperti mukjizat, Masjid Kobe tetap kokoh berdiri. Sungguh pemandangan yang sangat mencolok ketika hanya bangunan masjid yang terlihat berdiri, sementara di sekelilingnya tinggal berupa reruntuhan bangunan.
Hanya kaca-kaca jendela masjid yang pecah dan dinding bagian luar retak-retak. Warna masjid pun kusam menghitam terkena asap serangan bom, asap mesiu, dan debu reruntuhan bangunan. Sebuah foto hitam putih menjadi bukti mukjizat itu.
Saya tertegun menyaksikan foto tragis itu yang tergantung di dinding begitu memasuki masjid dari bagian belakang/samping. Masjid itu kemudian direnovasi selepas perang dengan bantuan dana dari Arab Saudi dan Kuwait.
Gempa melanda
Masjid Kobe pun teruji kembali kekuatannya saat gempa cukup dahsyat terjadi pada 17 Januari 1995. Jepang memang daerah rawan gempa karena terletak dalam jalur cincin api seperti Indonesia. Gempa Kobe itu berkekuatan 6,9 skala Richter. Bangunan hancur lebur.
Sepanjang mata memandang, di Kobe terlihat hanya reruntuhan bangunan. Korban tewas saat itu diperkirakan 5.502 orang. Namun, mukjizat kembali dialami Masjid Kobe yang tetap kokoh berdiri. Memang secara struktur bangunan di Jepang sekarang menggunakan konstruksi tahan gempa. Namun, konstruksi Masjid Kobe ternyata lebih kuat dibandingkan bangunan-bangunan di sekelilingnya.
Atau bisa jadi ada kekuatan lain. Wallahu alam. Yang jelas, hingga kini masjid bersejarah itu tetap kokoh menjadi bukti syiar Islam tak pernah padam di Jepang. Ketika saya tiba di masjid itu, suasana sepi karena waktu Dzuhur telah berlalu, sedangkan waktu Ashar belum tiba. Namun, sungguh senang karena bisa shalat jamak bersama teman-teman di atas permadani empuk di masjid berusia 80 tahun itu.