Ibadah Haji 2015

Kaus dan Celana Banyak Dicari Jamaah

Usman (57) pun merapikan pakaian dan aksesori miliknya. Satu demi satu, ia memasukkan barang-barangnya ke dalam karung.

Penulis: Ridwan Hardiansyah | Editor: soni

Laporan Reporter Tribun Lampung Ridwan Hardiansyah

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Seiring keberangkatan jemaah calon haji (calhaj) Kelompok Terbang (Kloter) 13 dari Asrama Haji Bandar Lampung, Sabtu (29/8/2015) sore, Usman (57) pun merapikan pakaian dan aksesori miliknya. Satu demi satu, ia memasukkan barang-barangnya ke dalam karung.

"Besok lagi jualannya. Malam ini kan tidak ada jemaah yang menginap," kata Usman yang membuka lapak perlengkapan haji di dalam Asrama Haji Bandar Lampung. Lapak beratap tenda berukuran sekitar 2x2 meter itu, penuh dengan kebutuhan sandang warna putih. Mulai dari kain ihram, gamis, kaos, celana, hingga kerudung dan sandal. Ada juga beberapa aksesori seperti gantungan kunci.

"Yang paling banyak dicari kaos sama celana. Kalau gamis atau baju koko, jarang. Mungkin, jemaah sudah beli jauh-jauh hari," tutur Usman. Hal serupa disampaikan Amrizal (51). Selain kaos dan celana, barang lain yang banyak dicari adalah gembok kecil untuk mengunci resleting koper kecil. "Itu-itu saja barang yang dicari," terang Amrizal.

Menurut Amrizal, omzet jualannya tahun ini menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Dalam setiap kedatangan kloter, ia mendapatkan omzet sekitar Rp 2 juta-Rp 2,5 juta. Sementara pada tahun-tahun sebelumnya, jumlahnya bisa dua kali lipat. "Mungkin karena, jumlah jemaahnya juga berkurang. Dulu kan sampai 6 ribuan lebih. Sekarang kan cuma 5 ribuan," ucap Amrizal.

Selain itu, Usman menambahkan, faktor jadwal keberangkatan turut membawa pengaruh terhadap omzet. Pada tahun ini, rata-rata jemaah calhaj dijadwalkan meninggalkan asrama haji pada malam hari. "Kalau dulu berangkatnya pagi atau siang. Jadi karena menginap, banyak yang beli kaos," tutur Usman, yang telah berjualan pada musim haji sejak penetapan Lampung sebagai embarkasi haji antara tahun 2010.

Pada tahun-tahun sebelumnya, Usman mengaku, bisa mendapatkan omzet sekitar Rp 5 juta-Rp 6 juta per kedatangan kloter di asrama haji. "Sekarang tinggal setengahnya. Ibaratnya dulu bisa dapat seribu, sekarang cuma lima ratus," terang Usman.

Kabid Urusan Haji dan Umrah Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Lampung Luqmanul Hakim mengungkapkan, ada lima pedagang barang perlengkapan haji yang diberi izin berjualan di dalam asrama haji. "Itu untuk memfasilitasi takut ada jemaah yang kekurangan sesuatu. Jadi, jemaah tidak perlu keluar lagi. Karena kalau sudah masuk asrama haji, itu sudah steril. Pedagang yang kami izinkan juga tidak banyak, hanya lima," papar Hakim.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved