Waspada! Langit di Pulau Jawa Segera Terkepung Asap

Partikel asap hasil kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan telah sampai di Pulau Jawa.

Editor: soni
tribunnews
Suasana langit Kota Jakarta yang berkabut pada sore hari di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (23/10/2015). Badan Meteorologi dan Geofisikan (BMKG) menyatakan langit Ibukota yang berkabut bukan karena efek dari pembakaran lahan yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan, melainkan karena saat ini sedang terjadi cuaca haze yaitu kondisi kekaburan udara. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN) 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Partikel asap hasil kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan telah sampai di Pulau Jawa.

Dalam waktu dekat diprediksi langit di Pulau Jawa akan terkepung asap.

Selain partikel asap, di langit Pulau Jawa dipengaruhi pembakaran yang terjadi, seperti kebakaran hutan di Gunung Lawu. Asap ini membumbung tinggi ke langit terkontaminasi di udara.

Selama kurun waktu dua hari ini, partikel asap telah sampai di DKI Jakarta dan Jawa Barat. Ini mengakibatkan terganggunya lalu lintas penerbangan di Bandara Husein Sastranegara Kota Bandung.

"Tidak hanya di Jakarta, di Bandung, dan beberapa tempat terlihat. Di Pulau Jawa ada beberapa titik," tutur Pengamat Lingkungan dari Universitas Indonesia (UI), Firdaus Ali, kepada wartawan, Sabtu (24/10/2015).

Dia menilai sebagai hal yang wajar apabila partikular asap kebakaran hutan dan lahan telah sampai ke Pulau Jawa.

Sebab, letak geografis pusat pemerintahan itu strategis dan berdekatan dengan Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan.

"Faktor cuaca dikepung dari arah barat ada Pulau Sumatera. Lalu, ke arah utara ada Pulau Kalimantan. Faktor angin dari barat ke timur dan dari utara ke selatan," tuturnya.

Kondisi ini diperparah partikel asal hasil pembakaran yang terjadi di Pulau Jawa. Menurut dia, selama ini partikel asal tersebut cepat menghilang.

Namun, yang terjadi saat ini, partikel asap itu terkonsentrasi padat di udara dan terakumulasi dengan partikel asap dari Karhutla di Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan.

"Hasil pembakaran di Pulau Jawa selama ini cepat menghilang, tetapi karena di atas konsentrasi padat sehingga tak bisa hilang. Terkomulasi menggantung di atas tidak hilang," tambahnya.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved