Tragedi Berdarah di Paris
Inilah Kisah Heroik Pelayan Bar yang Selamatkan Dua Wanita Tertembak di Paris
Safer menunggu sampai tembakan berhenti sebentar, dia lalu lari ke luar dan membantu dua korban luka tersebut.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PARIS - Saat penembakan terjadi pada Jumat (13/11) malam, Safer sedang bekerja di bar restoran Casa Nostra di Paris.
Malam itu, dia nyaris menjadi korban tewas. Kini dia mengisahkan peristiwa serangan tersebut.
"Saya berada di balik bar. Kami mendengar ledakan - dentuman yang sangat keras. Semua orang mulai berteriak, kaca berjatuhan. Mengerikan. Ada kaca di mana-mana, mengenai wajah kami."
"Saya melihat dua perempuan tertembak di teras kafe. Satu di pergelangan tangan, satunya lagi di bahu. Mereka mengalami pendarahan hebat."
Meski berbahaya, Safer merasa dia harus membantu.
Safer menunggu sampai tembakan berhenti sebentar, dia lalu lari ke luar dan membantu dua korban luka tersebut.
"Saya mengangkat mereka dan membawa mereka ke ruang bawah tanah. Saya duduk bersama mereka dan berusaha menghentikan pendarahan. Saat di bawah, kami mendengar tembakan terus berlanjut. Sangat menakutkan."
Mereka selamat dari situasi yang jauh lebih parah.
"Saat kami keluar, kami melihat mayat-mayat di jalanan. Banyak sekali yang terluka."
Jean-Paul Lugon, 54, tinggal dekat situ dan tiba beberapa menit setelah para penyerang sudah pergi.
Dia berada di dapur saat mendengar tembakan beruntun.
"Bunyi tembakan terdengar lama sekali. Setidaknya dua sampai tiga menit tembakan tak berhenti. Bisakah Anda bayangkan? Saya lari ke bawah dan melihat tiga jenazah di lantai."
"Saya tidak ingin mendekat dan mengingat terus apa yang saya lihat," katanya. "Saya tahu, saya akan sulit tidur. Saya punya anak perempuan usia 11 tahun yang tak mau ke luar rumah. Sangat buruk."
"Saya sangat marah," katanya. "Benar-benar marah. Ini orang biasa -- mereka tidak minta jadi korban."
"Saya rasa saya harus bersyukur: harusnya saya bertemu beberapa orang di sini malam ini, tapi batal."