Tragedi Berdarah di Paris
Inilah Kisah Heroik Pelayan Bar yang Selamatkan Dua Wanita Tertembak di Paris
Safer menunggu sampai tembakan berhenti sebentar, dia lalu lari ke luar dan membantu dua korban luka tersebut.
Casa Nostra berada di timur arrondissement 11, daerah yang dihuni oleh banyak warga muslim dan keturunan Arab. Lugon terkejut daerahnya menjadi sasaran serangan.
"Mereka tidak pergi ke arrondissement 16 atau daerah orang kaya lainnya sehingga imigran terlihat menonjol. Kenapa di sini?"
Di arrondissement 18 yang juga salah satu pusat tempat tinggal warga muslim Paris, kemarahan tampak jelas.
"Kami bukan mereka," kata Jamal, 44, tentang para penyerang. "Kami tidak ada hubungannya dengan mereka. Kami merasa jijik."
Dia khawatir akan dampak yang lebih luas dari penyerangan ini terhadap komunitas muslim.
"Orang Perancis tidak menerima kami," katanya.
Peran Islam di Perancis terus menjadi bagian dari perdebatan publik.
Saat terjadi penyerangan pada kantor majalah Charlie Hebdo awal tahun ini oleh warga Perancis, muncul pertanyaan tentang pemuda muslim di negara tersebut.
Kenapa mereka ingin melukai orang atas nama Tuhan? Apa yang salah dalam kehidupan mereka? Apakah ada masalah khusus di Perancis?
Safer tak tahu jawabannya. Dia tinggal di arrondissement 11 dan muslim dari keturunan Aljazair.
Dalam beberapa hal, kisahnya mirip dengan Lassana Bathily, imigran muslim dari Mali yang membantu melindungi orang-orang yang sedang berbelanja di sebuah supermarket di Januari.
Dua-duanya mempertaruhkan nyawa dalam upaya menyelamatkan korban.
Saya bertanya, apa pendapatnya tentang pembunuh yang mengklaim aksi mereka atas nama agama.
"Ini tidak ada hubungannya dengan agama. Orang Islam yang sebenarnya tidak membunuh orang. Mereka kriminal," kata Safer.