Tragedi Berdarah di Paris

Tewaskan 89 Orang, Siapakah Sebenarnya Omar Mostefai?

Salah satu pembom bunuh diri di Paris yang terindentifikasi paling awal adalah Omar Ismail Mostefai.

Kompas.com
Korban serangan teroris dievakuasi di Paris, 13 November 2015. Lebih dari 100 orang tewas dalam aksi penembakan dan bom yang dilakukan oleh teroris pada 13 November malam. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PARIS - Salah satu pembom bunuh diri di Paris yang terindentifikasi paling awal adalah Omar Ismail Mostefai.

Akibat aksinya di konser musik Bataclan itu, 89 korban tewas. Dia berhasil diidentifikasi dari sidik jari, setelah aparat keamanan menginvestigasi salah sati lokasi penyerangan, di sebuah konser pertunjukan tersebut.

Adapun, total korban tewas pada insiden di Paris akhir pekan ini mencapai 129 orang.

Mostefai lahir pada 21 November 1985 di wilayah miskin di pinggiran Paris. Sebelumnya, otoritas keamanan telah mengidentifikasi Mostefai melakukan kejahatan ringan pada rentang 2004-2010.

Sebagaimana dikutip dari AFP, Minggu (15/11/2015), akan tetapi dari perbuatannya itu, dia tak dipenjara. Alasannya, kejahatannya terlalu ringan.

Jaksa Paris, Francois Molins mengungkapkan, Mostefai adalah target utama dari aksi radikalisasi. Namun hingga kejadian penyerangan, dia tak pernah diinvestigasi lantaran dianggap tak terafiliasi dengan kelompok teroris mana pun.

Pasca-penyerangan Jumat lalu, para penyidik lantas mengusut rekam jejaknya, apakah Mostefai telah melakukan perjalanan pada tahun lalu ke Suriah.

Atas penyerangan yang dilakukannya, ayah dan saudara laki-laki Mostefai diciduk otoritas keamanan pada Sabtu petang. Tak hanya itu, tempat tinggalnya juga ikut digeledah.

"Ini adalah sesuatu yang benar-benar gila," ujar saudara laki-laki Mostafei yang berusia 34 tahun, sebelum dibawa petugas keamanan. "Kemarin saya ke Paris dan melihat bagaimana kejadian ini," lanjutnya.

Saudaranya itu mengaku tidak lagi berhubungan dengan Mostefai sejak beberapa tahun lalu. Dia juga tahu Mostefai pernah terlibat kejahatan ringan. Namun, dia tak pernah berpikir bahwa Mostefai berubah menjadi radikal.

Yang dia tahu, Mostefai telah pergi ke Aljazair bersama keluarganya.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved