Tragedi Berdarah di Paris
"Tolong Saya", Duaar, Perempuan Ini pun Meledak
Sejumlah saksi mata mengatakan, beberapa jam sebelum tewas meledakkan diri saat penyergapan di St-Denis, Hasna sempat membeli makanan di KFC.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PARIS - Sejumlah saksi mata mengatakan, beberapa jam sebelum tewas meledakkan diri saat penyergapan di St-Denis, Hasna sempat membeli makanan di KFC.
Dikutip dari Mirror Online, saksi mata mengaku sempat melihat Hasna mendatangi sebuah gerai KFC dan membeli makan di sana.
Saksi juga mengatakan, saat itu Hasna terlihat cukup santai dan tak tampak seperti akan melakukan sesuatu yang besar.
BACA JUGA:
Ngeri, Wanita Hamil Ditikam, Dibedah Rahimnya lalu Diambil Bayinya
(VIDEO) Detik-detik Gadis Malang Kena Tabrak Pesawat Terbang
Joe Taslim Beberkan Serunya Syuting Film "Star Trek: Beyond"
Bangun Tidur Ada yang Berdiri, Sara Wijayanto: "Enak Nggak Enak"
Hal itu terjadi beberapa jam sebelum wanita berusia 26 tahun itu meledakkan dirinya di sebuah apartemen di St-Denis, Perancis, pada Rabu (18/11/2015).
Tepatnya, saat polisi menggerebek lokasi itu untuk menangkap otak dari serangan tragedi Paris, yaitu Abdelhamid Abaaoud, pria yang dikatakan pula sebagai sepupu dari Hasna.
Beberapa menit sebelum meledakkan diri, saksi mata lain mengaku, sempat mendengar Hasna berteriak "Tolong saya, tolong saya!" seraya bersiap untuk meledakkan dirinya.
Diduga, teriakan itu sengaja disuarakan Hasna untuk memancing polisi agar mengejarnya ke lantai tiga apartemen tersebut, mendekatinya, dan ikut meledak bersamanya.
"Polisi lalu meminta dirinya untuk memberitahu identitas dirinya, dan memperlihatkan keberadaan dirinya. (Hasna) mengangkat tangan, namun tak memperlihatkan wajahnya," ucap Christian, seorang saksi yang mengaku pada sebuah surat kabar Perancis.
Ketika polisi mulai mengancam akan menembaknya, Hasna dikatakan meneriakkan "Allahu Akbar" dan lalu meledakkan dirinya.
Hasna menjadi satu dari dua korban tewas dalam insiden penyergapan tersebut. Satu lagi adalah Abdelhamid, yang hingga kini belum dapat dipastikan apa penyebab kematiannya.
Ibu Jadi Tameng Anaknya
Peristiwa penembakan dan bom bunuh yang tragis di Paris, Perancis, meninggalkan kisah-kisah mengharukan yang membuat hati pilu sekaligus terharu.
Salah satunya kisah mengenai aksi heroik dari seorang ibu dan nenek yang melindungai anak perempuan berusia lima tahun dari perbuatan keji para teroris.
Elsa Deplace (35) dan Patricia San Martin (61), ibu dan nenek dari Elsa (5), tewas demi melindungi buah hati mereka dari tembakan teroris di Batlan Concert Hall, Paris, Perancis.
Louis ditemukan polisi dalam kondisi selamat dari penembakan, tapi berlumuran darah ibu dan neneknya.
Diduga, ibu dan nenek Louis memasang badan untuk melindungi Louis dari tembakan teroris yang menyerang Paris pada hari Jumat (13/11/2015) silam.
"Elsa Delplace dan ibunya Patricia meninggal pada hari Jumat terkena serangan peluru di Bataclan," ujar Sihem Souid sahabat dari Delplace.
"Mereka saat itu sedang bersama Louis. Petugas menemukan Louis di rumah sakit Vincennes, kebingungan dan terkena darah ibunya yang melindunginya dari tembakan," imbuhnya.
Souid mengungkapkan bahwa Delplace adalah orang baik yang selalu tersenyum meski di saat tersulit sekalipun.
"Dia selalu peduli dengan orang lain, terlibat kegiatan sosial, kultural, dan seni. Dia pemain cello yang hebat," terangnya.
Serangan tembakan yang terjadi di Paris, Perancis, Jumat (13/11/2015) malam waktu setempat, telah menelan 15 orang tewas di dalam gedung konser Bataclan yang terletak hanya sekitar 200 meter dari bekas kantor redaksi majalah satir Charlie Hebdo yang diserang Januari lalu. (*)